Kamis, 22 September 2016

LAPORAN KEWIRAUSAHAAN

DAFTAR   ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………………………………………………. i
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ii
Daftar Tabel ………………………………………………………………………………………………………………………………………… iii
Daftar Gambar ……………………………………………………………………………………………………………………………………. iv

                BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………………………. 1
                                A. Latar Belakang Pemilihan Usaha …………………………………………………………………………… 1
                                B. Tujuan Praktek Kewirausahaan ……………………………………………………………………………. 4
                                C. Manfaat Praktek Kewirausahaan …………………………………………………………………………. 4
                BAB II KAJIAN TEORI ……………………………………………………………………………………………………………… 6
                                A. Kewirausahaan ……………………………………………………………………………………………………. 6
                                B. Analisis Peluang Pasar …………………………………………………………………………………………. 9
                                C. Pengelolaan Usaha ……………………………………………………………………………………………… 12
                                D. Business Plan ……………………………………………………………………………………………………… 16
                                E. Strategi yang Digunakan ……………………………………………………………………………………..
                BAB III LAPORAN KEWIRAUSAHAAN …………………………………………………………………………………..
                                A. Laporan Kegiatan ……………………………………………………………………………………………….
                                                1. Persiapan ……………………………………………………………………………………………….
                                                2. Kegiatan Operasional …………………………………………………………………………….
                                                3. Perkembangan Setiap Minggu ……………………………………………………………..
                                                                3.1 Permasalahan-permasalahan ……………………………………………….
                                                                3.2 Solusi yang Telah Dilaksanakan ……………………………………………..
                                                                3.3 Perkembangan Usaha …………………………………………………………..
                                                4. Kegiatan Pasca Bisnis …………………………………………………………………………..
                                                5. Laporan Manajemen Pemasaran ……………………………………………………….
                                                6. Laporan Manajemen SDM …………………………………………………………………
                                                7. Laporan Manajemen Keuangan ………………………………………………………..
                                                8. Laporan Manajemen Produksi …………………………………………………………..
                                B. Kesimpulan dan Saran ……………………………………………………………………………………….
                                                1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………
                                                2. Saran …………………………………………………………………………………………………….

                Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………………………………………
                Lampiran …………………………………………………………………………………………………………………………………








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Pemilihan Usaha
Di era modern seperti saat ini, makanan dan minuman yang beredar di pasaran semakin banyak. Fenomena tersebut menimbulkan berbagai dampak dikalangan masyarakat. Dari dampak positif hingga dampak negatif dirasakan hingga merambah semua kalangan masyarakat dari kalangan bawah hingga kalangan atas. Dampak positif dari era modern ini menyediakan banyak varian makanan dan minuman, dari makanan ringan hingga makanan berat dengan berbagai variasi tampilan, rasa, dan harga. Makanan yang ada dengan tampilan yang unik akan bisa menembus pasar lebih mudah dan nantinya produk tersebut akan banyak diminati dikalangan masyarakat.
Namun, dampak negatif dari varian makanan dan minuman yang ada di era modern ini juga cenderung lebih banyak dari dampak positifnya. Dimana dengan adanya makanan-makanan yang unik dan kreatif, diiringi juga dengan dampak negatif dari segi kesehatan. Dengan kreasi berbagai macam makanan, terkadang dari pihak penjual tidak memikirkan dampak untuk kesehatan bagi konsumennya. Terkadang sampai-sampai melakukan kecurangan untuk hanya menginginkan keuntungan yang lebih banyak. Mulai dari mencampur bahan-bahan yang tidak layak kedalam makanan dan proses produksinya yang tidak sesuai standar.
Disini, melihat dari fenomena yang ada dan dampak yang ditimbulkan di kalangan masyarakat. Sebagai bagian dari masyarakat sendiri, kita berpikir untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan memberikan solusi berupa menciptakan suatu inovasi makanan sehat yang berkualitas dan dapat mengatasi permasalahan kurangnya ketertarikan terhadap sayuran sehat. Bisnis ini mencakup target semua kalangan khususnya anak-anak yang diharapkan dapat menikmati produk makanan yang kita namai Si Ayam Sempol. Makanan ini berupa campuran dari tepung, daging ayam dan digoreng dengan lapisan telur, Si Ayam Sempol ini memiliki warna. Warna yang disediakan yaitu warna orange dan hijau, dimana warna tersebut di dapat dari sayur-sayuran berupa sawi dan wortel, tidak menggunakan pewarna makanan apalagi pewarna sintetis.
Produk yang kita tawarkan ini merupakan produk yang sehat dan nikmat. Dari anak kecil dan orang dewasa yang tidak begitu menyukai sayur tetapi suka dengan makanan yang terbuat dari daging ayam, dapat terlatih untuk memakan sayuran yang dapat membantu metabolisme tubuh dan membuat badan kita semakin sehat.
B.     Tujuan Praktek Kewirausahaan
Tujuan usaha ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk menciptakan brand makanan baru dan memberikan solusi untuk kalangan yang tidak begitu suka sayur agar dapat mengonsumsi sayur dengan lebih mudah.
2.      Untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa dan meringankan perekonomian keluarga.
3.      Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Kewirausahaan.

C.    Manfaat Praktek Kewirausahaan
Manfaat dari program kewirausahaan ini adalah nantinya akan mampu memberikan kesejahteraan bagi mahasiswa dalam membaca peluang yang ada. Selain itu, masyarakat dapat menikmati produk olahan sayur dan daging ayam yang sehat bagi tubuh.












BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Kewirausahaan
1.      Pengertian Kewirausahaan
Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan ked an akhiran an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait dengan wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang komersial atau non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis. Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means of production at certain prices in order to combine them”.
2.      Tujuan Kewirausahaan Seorang sosiolog bernama David McCleland mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara ingin menjadi makmur, minimal sejumlah 2% dari prosetase keseluruhan penduduk di negara tersebut menjadi wirausahawan, Indonesia sendiri sampai saat ini menurut sebuah riset jumlah penduduk yang menjadi wirausaha baru sekitar 0,18%, menurut informasi yang saya baca di internet hari ini tanggal 5 Maret 2012 jumlahnya telah melonjak tajam menjadi  maka tidaklah mengherankan apabila saat ini, kondisi pereekonomian Indonesia tertinggal jauh dari negeara tetangga yaitu Singapura yang memiliki prosentase wirausaha sebesar 7%, Malaysia 5%, China 10%, apalagi jika harus dibandingkan dengan negara adidaya Amerika Serikat yang hampir 13%  penduduknya menjadi wirausahawan. Maka dari itu, dengan ditumbuh kembangkanya pengetahuan seputar kewirausahaan, akan membangkitkan semangat masyarakat Indonesia khusunya generasi muda atau mahasiswa, untuk ikut menciptakan lapangan kerja dengan berwirausaha, tidak hanya menjadi pencari kerja (job seeking). Dengan dilandasi semangat nasionalisme bahwa bangsa Indonesia harus mampu bersaing dikancah percaturan perekonomian dunia, maka akan banyak mahasiswa yang termotivasi untuk meningktakan kualitas dirinya dan mencetuskan ide-ide kretaif dalam bidang kewirausahaan yang berdaya saing tinggi.
3.      Teori Kewirausahaan Seiring berjalanya waktu, kewirausahaan semakin berkembang, maka lahirlah berbagai macam teori tentang kewirausahaan, akan coba saya uraikan berbagai teori kewirausahaan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Neo Klasik Teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis, dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan. Jadi pendekatan neoklasik tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Dalam teori ini kemandirian sangat tidak terlihat, wajar saja, karena ini memang pada masa lampau dimana belum begitu urgen masalah kemandirian, namun cukup bisa menjadi teori awal untuk melahirkan teori-teori berikutnya.
b.      Kirzerian Entrepreneur Dalam teori Kirzer menyoroti tentang kinerja manusia, keuletanya, keseriusanya, kesungguhanya, untuk mandiri, dalam berusaha, sehingga maju mundurnya suatu usaha tergantung pada upaya dan keuletan dari sang pengusaha.

B.     Analisis Peluang Pasar
Marketing opportunity analysis [MOA] menurut (Zikmund dan D’Amico 1989, p.57) yang berarti bahwa analisis peluang pasar merupakan upaya diagnostik untuk menginterpretasikan atribut-atribut lingkungan serta perubahannya. Menurut Zikmund dan D’Amico MOA akan sangat membantu para manajer sebagai warning system terhadap potensi resiko yang akan dihadapi dan di lain pihak MOA dapat berfungsi sebagai appraisal system yang akan menyadarkan para manajer terhadap keuntungan yang mungkin diperoleh dari peluang tertentu.
Boone dan Kurtz (1987) menegaskan hal yang sama bahwa analisis peluang pasar sangat berguna menyediakan fondasi bagi kepentingan perencanaan dan strategi pemasaran. Para manajer dipandang perlu mengevaluasi situasi lingkungan, tempat dimana mereka mencurahkan aktivitas pemasarannya, dan mengestimasi pengaruh-pengaruh lingkungan yang mungkin timbul pada masa yang akan datang pada para konsumen. Mempertimbangkan trend masyarakat pada masa yang mendatang akan mengilhami munculnya ide dan strategi baru, sehingga hal tersebut merupakan tindakan yang lebih baik karena ia dapat bertindak sebagai pioner daripada sekedar bereaksi terhadap perubahan yang sedang berlangsung. Lingkungan beserta arus perubahannya mesti dimonitor dan dievaluasi secara hati-hati, potensi peluang (kesempatan) dan masalah yang mungkin muncul mesti diidenfikasi, sebelum suatu organisasi mengembangkan rencana pemasaran.
Di dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang terdapat dua hal pokok yang harus dicermati yaitu :
1.      Kekuatan dan Kelemahan
MOA, juga, akan mampu menyediakan informasi yang berharga tentang para pesaing (competitors) dan para pendatang/pesaing baru, serta perbandingan kekuatan dan kelemahan mereka secara relatif dengan organisasi milik kita.
2.      Kesesuaian Peluang dengan Kemampuan Organisasi
Keanekaragaman yang terjadi di luar organisasi mungkin menawarkan begitu banyak peluang, tetapi sudah barang tentu tidak semua peluang yang tersedia tersebut dapat dijadikan sebagai peluang yang realistik karena organisasi dihadapkan pada keterbatasan sumber daya serta visi.

Stanton dkk. (1994) menemukan bahwa sejumlah perusahaan telah mencoba mengembangkan sejumlah pertanyaan yang bersifat memandu untuk membantu mereka dalam melalukan analisis peluang pasar. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat memandu tersebut adalah:
1.      Keunggulan bersaing apakah yang akan kita miliki sehingga dapat membantu kita dalam memasuki peluang atau pasar tersebut?
(misalnya, pengalaman dalam penjualan dan advertensi atau kita telah memiliki jaringan distribusi yang cukup kuat.)
2.      Apakah kita memiliki kemampuan-kemampuan khusus untuk membawa kita memasuki pasar tersebut?
(kemampuan yang bersifat technical atau skill tertentu.)
3.      Apakah kita memiliki kelemahan-kelemahan tertentu yang bisa menghambat kelancaran kita dalam memasuki pasar tersebut?
(sumber daya keuangan atau pengalaman manajemen dalam industri tersebut.)
4.      Apakah peluang pasar tersebut cocok dengan harapan-harapan perusahaan? (sejumlah perusahaan menginginkan return on investment yang tertentu atau dia hanya ingin beroperasi pada jenis usaha tertentu.)
5.      Apakah peluang tersebut tepat/sesuai dengan dengan rencana jangka panjang perusahaan?
(misalnya: memperluas pasar memasuki pasar global.

C.    Pengelolaan Usaha
Pengelolaan usaha (manajemen bisnis) merupakan upaya pengaturan secara menyeluruh guna menjalankan sebuah usaha bisnis yang profesional dan menghasilkan tujuan bisnis yang diinginkan. Manajemen bisnis dibutuhkan dalam rangka tercapainya sebuah tujuan sebuah usaha bisnis baik dari aspek profit maupun tujuan lain sesuai yang diinginkan oleh pihak pengelola bisnis. Sebuah proses pengaturan diperlukan agar sebuah usaha tidak sembarangan, mampu melakukan perencanaan, target-target yang diinginkan serta dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan sebuah resiko usaha bisnis.
Sebuah langkah profesional yang dilakukan sebelum merancang sebuah manajemen bisnis biasanya dilakukan dengan membuat sebuah rancangan global sebuah bisnis atau yang dikenal dengan business plan. Business plan menyangkut bagaimana manajemen bisnis serta perencanaannya dari berbagai aspek, diantaranya adalah manajemen pemasaran, manajemen produksi, manajemen finansial dan sebagainya. Melalui sebuah business yang mantap, biasanya sebuah usaha akan meyakinkan untuk dikelola secara maksimal.
Untuk bentuk usaha bisnis dengan skala kecil pun diperlukan sebuah upaya manajemen bisnis yang baik, hanya berbeda pada ukuran skala saja serta pengerjaannya yang lebih sederhana dan bisa dikerjakan rangkap oleh satu atau dua orang dari pengelola bisnis tersebut. Beberapa hal yang menjadi patokan utama manajemen bisnis diantaranya adalah beberapa hal berikut ini:
1.      Manajemen produksi
Manajemen produksi merupakan pengaturan dan perencanaan terkait ketersediaan bahan baku maupun bahan jadi yang siap dipasarkan pada sebuah perusahaan bisnis. Manajemen bisnis di bidang produksi menyangkut bagaimana proses produksi itu bisa berlangsung dengan baik sehingga mampu menghasilkan produk atau layanan yang diminati oleh konsumen.

2.      Manajemen pemasaran
Manajemen bisnis di bidang pemasaran menyangkut segala bentuk perencanaan, bentuk, target serta tujuan dan hasil dari sebuah proses marketing atau pemasaran. Penjualan yang meningkat dan upaya untuk memperkenalkan produk kepada konsumen merupakan target utama dari sebuah manajemen pemasaran. Tanpa adanya sebuah manajemen pemasaran yang baik, maka sebuah perusahaan akan mengalami kondisi sulit dalam hal pemasukan atau income yang diperoleh. Pemasaran memegang peran vital terhadap eksistensi sebuah perusahaan. Produk atau jasa yang kurang bermutu pun akan bisa terjual laris apabila perusahaan Anda memiliki seorang manajer pemasaran yang handal. Kreatifitas dan inovasi perlu dijalankan dalam merancang sebuah manajemen bisnis di bidang pemasaran.
3.      Manajemen distribusi
Manajemen bisnis di bidang distribusi memegang peran mendukung manajemen pemasaran. Meskipun pemasaran telah berjalan dengan baik, namun apabila manajemen distribusi mengalami hambatan, maka marketing juga akan terganggu. Proses penyaluran barang produksi atau layanan jasa kepada konsumen sangat ditentukan oleh bagaimana pola manajemen distribusi tersebut dirancang oleh sebuah perusahaan.
4.      Manajemen finansial
Manajemen finansial di dalam sebuah usaha bisnis menyangkut transparansi dan pengelolaan sirkulasi keuangan sebuah perusahaan. Manajemen keuangan menyangkut bagaimana keuangan perusahaan mampu dibagikan sesuai dengan anggaran yang dimiliki. Tanpa adanya sebuah manajemen bisnis yang baik di bidang keuangan, maka biasanya perusahaan tidak mendapatkan data keuangan yang jelas. Hal ini biasa dialami oleh para pengelola bisnis kecil yang masih amatiran, dimana manajemen keuangan jarang diperhatikan sehingga untung atau ruginya saja sebuah usaha bisnis sulit ditentukan.
Beberapa bentuk manajemen bisnis di atas sangat penting diperhatikan oleh para pengelola usaha bisnis yang ingin sukses dalam menjalankan sebuah bisnis usaha. Tanpa adanya sebuah manajemen yang baik, maka mustahil sebuah perusahaan akan mampu berjalan dengan baik seperti yang menjadi harapan pemiliknya.
D.    Business Plan
1.      Pengertian Business Plan
Sebuah rencana bisnis (business plan) menurut Richard L. Daft dalam bukunya Management menyebutkan business plan adalah dokumen yang menrincikan detail-detail bisnis yang disiapkan oleh seorang wirausahawan sebelum membuka sebuah bisnis baru, Daft (2007:264). Sedangkan dikemukakan oleh Muchtar dalam Strategi Memenangkan Persaingan Usaha, menjelaskan business plan adalah dokumen yang berisi bentuk dekripsi tentang perusahaan, disusun dengan cara mengorganisir semua ide-ide, uraian tugas, strategi dari suatu unit usaha, yang disusun dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam perjalanan mencapai suatu tujuan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, Muchtar (2010:19).
Berdasarkan dua pengertian diatas, perencanaan bisnis atau yang lebih dikenal dengan sebutan business plan adalah suatu dokumen yang disusun oleh wirausahawan yang berisi tentang semua ide-ide, uraian tugas, strategi yang akan dijadikan pedoman dalam menjalankan bisnis baru.
2.      Alasan Perlunya Rancangan Business Plan
Para pelaku usaha tidak akan dapat mengendalikan waktu yang akan datang, tetapi mereka seharusnya dapat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan sekarang yang dapat diperkirakan akan mempengaruhi waktu yang akan datang. Salah satu maksud utama dilakukan rancanganbusiness plan adalah agar pelaku usaha dapat melihat program-program sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan di waktu yang akan datang, yaitu dengan pengambilan keputusan yang baik, Handoko (1984:74). Rancangan business plan harus bersifat aktif, dinamis, berkesinambungan, dan kreatif. Hal ini dimaksudkan agar pengusaha tidak hanya akan bereaksi terhadap lingkungannya, tetapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perlunya penyusunan rencana bisnis. Perencanaan dilakukan untuk mencapai :
1.      Protective Benefits, yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2.      Positive Benefits, dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.

3.      Konsep Dasar Rancangan Business Plan

Sebuah business plan, normalnya mengandung serangkaian elemen-elemen standar format dan bentuk rancangan sangat bervariasi, tetapi biasanya sebuah business planakan berisi komponen-komponen seperti deskripsi perusahaan, produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan, pasarnya, prediksi atau ramalan-ramalan kedepan, team manajemennya dan analisis financial/keuangannya.
Komponen-komponen utama yang dianjurkan terdapat dalam sebuah rancangan business plan dan garis besarnya adalah:
1.      Sampul Muka
Pada sampul muka biasanya memuat logo perusahaan, nama perusahaan, alamat perusahaan, nomor telepon, fax, dan e-mail, serta nama pemilik perusahaan.
2.      Executive Summary( Ringkasan Eksekutif)
Menyusun business plan diawali dengan lembaran executive summary yang akan menjelaskan secara singkat keseluruhan isi dari business plan yang dibuat. Meskipun letaknya di bagian depan, namun cara menyusunnya dilakukan setelah semua elemen yang ada di business plan selesai tersusun. Jadi, executive summary adalah bagian paling awal yang pembuatannya dilakukan paling akhir.Executive summary merupakan gambaran singkat mengenai bisnis yang akan dilakukan, apakah realistis dan benar-benar telah direncanakan dengan baik.
Beberapa informasi yang harus dicantumkan dalam executive summary, meliputi kapan bisnis didirikan, tujuan yang ingin dicapai, strategi manajemen seperti apa yang digunakan dalam mencapai tujuan, juga terkait dengan strategi pemasaran dan penjualan, konsep dasar bisnis yang dilakukan, produk atau jasa yang ditawarkan, tim manajemen yang menjalankan bisnis, target pasar yang akan dicapai, serta gambaran bahwa bisnis memiliki kesempatan untuk berkembang dalam perjalanannya.
3.      Latar Belakang Perusahaan
Latar belakang yang disusun menceritakan sejarah berdirinya perusahaan tersebut. Dalam sejarah berdirinya perusahaan, berisi informasi kapan bisnis tersebut didirikan, alasan mengapa bisnis tersebut didirikan dan apa saja yang telah berhasil diperoleh. Latar belakang perusahaan ingin menggambarkan bagaimanakah profil dari bisnis baru yang akan dijalankan.
4.      Visi, Misi, dan Tujuan Bisnis yang dijalankan
VISI merupakan ungkapan bersama dengan seluruh orang-orang yang terlibat dalam usaha, akan dibawa ke mana dan akan menjadi seperti apa perusahaan yang dikelola di masa mendatang. Visi adalah gambar masa depan yang akan diwujudkan. Rumusan visi dapat dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan keunggulan kompetitif yang ingin diwujudkan masing-masing pengusaha.Visi yang dibangun harus unik dan cukup menantang. Tidak perlu terlalu panjang, cukup satu atau beberapa kalimat saja, dengan bahasa yang mudah dimengerti semua orang. Visi juga perlu diimplementasikan dalam garis besar kebijakan usaha yang jelas dan konkret, sehingga visi yang dibuat akan melahirkan komitmen berupa keinginan yang kuat untuk menjalankan usaha, mengerahkan segala potensi sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. MISI usaha, menerjemahkan apa yang diharapkan dari visi usaha dalam waktu tertentu. Pernyataan misi mengekspresikan tujuan tertinggi dari suatu bisnis. Oleh karena itu, misi usaha harus jelas, mencakup ruang lingkup yang diharapkan dari kegiatan usaha, mampu memberi gambaran arti pentingnya suatu produk, segmentasi pasar, dan lingkup geografis cakupan pasar saat sekarang maupun waktu yang akan datang. Misi ini bisa disebut sebagai filosofi bisnis yang mencakup penerapan teknik strategis dan penggunaan perencanaan operasional dan komunikasi internal. Untuk mencapai visinya, setiap pengusaha memerlukan misi dengan landasan keyakinan dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi. TUJUAN adalah suatu pencapaian yang lebih spesifik mengenai kinerja.Setiap usaha yang dibentuk, pastinya memiliki tujuan. Dengan adanya tujuan, akan menumbuhkan semangat dan etos kerja yang tinggi. Dengan ditetapkannya tujuan perusahaan secara jelas, maka dalam bekerja, para pengelola usaha akan memusatkan perhatiannya pada tujuan yang telah dirumuskan terdahulu. Dalam menganalisis tujuan dari usaha, pengusaha dapat melengkapinya dengan penjelasan tentang penjualan, dan profit margin. Yakinkan bahwa tujuan tersebut konkret dan terukur. Tujuan harus menunjukkan tingkat penjualan dan keuntungan, persentase gross margin, laju pertumbuhan, atau pangsa pasar yang ingin diraih. Tujuan yang baik memiliki criteria-kriteria sebagai berikut :
a.       Dapat Diukur (Measurable). Tujuan harus dapat diukur. Untuk dapat mengukur ketercapaian tujuan, sekurang-kurangnya terdapat satu indicator yang dapat dijadikan rujukan untuk melihat kemajuan pencapaian tujuan.
b.      Spesifik (Specific). Tujuan secara spesifik harus menjelaskan apa yang ingin dicapai oleh perusahaan.
c.       Sesuai (Appropriate). Tujuan yang ingin dicapai perusahaan harus sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki perusahaan, artinya tujuan yang ingin dicapai masih berada dalam lingkup misi perusahaan.
d.      Realistis (Realistic). Tujuan yang dibuat oleh perusahaan harus dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan. Pendek kata tujuan yang dibuat perusahaan harus menantang namun tetap bisa dilaksanakan.
e.       Tepat Waktu (Timely). Perusahaan harus menetapkan secara spesifik berapa lama jangka waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bila jangka waktu untuk pencapaian tujuan tidak ditetapkan secara spesifik, maka perusahaan tidak akan memiliki kerangka waktu yang jelas bagi pencapaian tujuan tersebut, sehingga pencapaiannya menjadi kabur.
5.      Produk dan Jasa yang diproduksi atau dipasarkan oleh perusahaan
Bagian ini menjelaskan secara terperinci produk atau jasa yang akan dan telah dibuat serta cara membuatnya. Bagian ini juga mengemukakan mengapa produk atau jasa tersebut memiliki nilai lebih dibandingkan produk-produk lain yang sejenis dan kemungkinan tingkat keberhasilannya.Jelaskan secara terperinci mengenai keunggulan produk dan jasa yang kita hasilkan dari kacamata konsumen. Sukses suatu bisnis sangat tergantung pada seberapa besar pemilik bisnis tersebut mengetahui apa yang diharapkan konsumen. Antisipasi atas hal ini sangat membantu dalam menciptakan kepuasan dan loyalitas konsumen.Selain itu hal ini juga membantu menciptakan strategi untuk mengalahkan pesaing sehingga kita dapat mempertahankan loyalitas konsumen setinggi mungkin.
Bagian ini menjelaskan secara terperinci mengenai :
a.       Apa yang kita jual.
b.      Apakah produk atau jasa yang kita hasilkan memberikan banyak keuntungan kepada konsumen.
c.       Produk atau jasa yang paling banyak permintaannya atau produk atau jasa yang sudah jenuh di pasar.
d.      Keunggulan produk atau jasa yang kita jual.

6.      Lokasi dari Bisnis yang Dijalankan
Lokasi bisnis yang kita jalankan memegang peranan yang sangat penting bagi tingkat keberhasilan dan kegagalan produk atau jasa yang kita tawarkan kepada konsumen. Keputusan pemilihan lokasi tersebut mengkin berdasarkan kedekatan dengan konsumen atau dengan bahan baku. Yang terpenting dari keputusan pemilihan lokasi ini adalah lokasi tersebut memiliki banyak keunggulan, seperti kemudahan pencapaian dan keamanan. Penjelasan secara terperinci meliputi :
a.       Faktor-faktor yang diperlukan berkenaan dengan lokasi yang dipilih.
b.      Luas bangunan yang diperlukan.
c.       Alasan mengapa lokasi tersebut dipilih, misalnya karena berada di wilayah bergengsi, mudah dicapai, aman.
d.      Keterangan tentang fasilitas yang ada : apakah lokasi itu dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, seperti saluran pembuangan, di pinggir jalan utama, dilalui oleh transportasi umum.
7.      Analisis Terhadap Lingkungan Eksternal Perusahaan
Kondisi lingkungan perusahaan dan persaingan mengharuskan perusahaan untuk melakukan analisis lingkungan eksternal perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai peluang (oppurtunities) dan ancaman (threats).Sebagaimana telah disebutkan, analisis lingkungan eksternal perusahaan terutama bertujuan untuk mengidentifikasi sejumlah peluang dan ancaman yang berada di lingkungan eksternal perusahaan.Peluang (oppurtunities) merupakan tren positif yang berada di lingkungan eksternal perusahaan dan apabila peluang tersebut dieksploitasi oleh perusahaan maka peluang usaha tersebut berpotensi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan secara berkelanjutan. Adapun yang dimaksud ancaman (threats) adalah berbagai tren negative yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan dan apabila ancaman ini tidak diantisipasi dengan baik oleh perusahaan maka ancaman tersebut berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Perusahaan harus melakukan analisis lingkungan eksternal perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh potensi keuntungan dari peluang usaha dan meminimalkan terjadinya risiko kerugian yang ditimbulkan oleh ancaman.



E.     Strategi yang Digunakan
1.      Diversifikasi Bisnis. Bagi yang baru mulai bisnis, sebaiknya tidak langsung menjalankan strategi bisnis ini. Saya sarankan lebih baik fokus terlebih dahulu pada bisnis yang sedang dibangun. Mengapa? Sebab strategi ini tergolong beresiko tinggi. Melakukan diversifikasi bisnis, berarti anda membangun sebuah produk baru untuk dilempar ke pasar (yang mungkin juga baru). Jika tidak dibarengi kesiapan yang baik, melakukan diversifikasi dapat menggoyahkan bisnis anda sebelumnya.
2.      Strategi menyerang. Strategi bisnis ini biasanya dijalankan untuk memperbesar tingkat penguasaan pasar. Pada strategi ini. biasanya promo besar-besaran dengan segala macam taktiknya dijalankan. Salah satu contohnya seperti menghadirkan program yang menarik bagi konsumen.
3.      Mengembangkan pasar. Strategi yang ini relatif lebih kalem. Karena dengan produk yang selama ini ada, pebisnis akan berupaya untuk mengeksplorasi pasar yang selama ini digarapnya agar bisa lebih maksimal. Strategi ini perlu kejelian dalam melihat pasar.
4.      Mengembangkan produk. Berkebalikan dengan strategi bisnis mengembangkan pasar, strategi ini melempar sebuah produk baru pada pasar yang selama ini digarap. Kelebihan strategi bisnis ini adalah karena pasarnya telah dikenali, sedang tantangannya adalah bagaimana membuat produk baru tersebut bisa diterima oleh pasar.












BAB III
LAPORAN KEWIRAUSAHAAN

A.    Laporan Kegiatan
1.      Persiapan
Sebelum menjalankan suatu bisnis, pembuatan Time Schedule penting untuk dilakukan agar suatu bisnis dapat berjalan sesuai dengan target yang direncanakan dan tepat waktu.

No.
Jenis Kegiatan
Minggu
1
2
3
4
5
6
7
8
1.
Penentuan produk yang akan dijual








2.
Pembagian jobdesk








3.
Survei bahan baku








5.
Proses produksi I








6.
Penentuan harga jual dan margin








7.
Pemasaran I








8.
Menghadapi kendala








9.
Proses Produksi II








10.
Penentuan harga jual dan margin








11.
Pemasaran II








12.
Penyusunan laporan








Tabel 1 Time Schedule “Pentol Rainbow dan Si Ayam

Tabel diatas merupakan time schedule berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang telah kami lakukan selama 8 minggu. Dimulai dengan penentuan produk yang akan dijual berupa olahan dari ayam dan tepung serta sayuran yang kami namakan “Si Ayam Sempol’.
Kami juga mengadakan penjajakan atau melakukan survei bahan baku dan diperoleh harga bahan baku sebagai berikut :
1.      Rincian harga untuk produksi pertama Si Ayam Sempol
·         Harga ayam produksi pertama            : Rp 15.000
·         Harga sayur                                         : Rp   2.000
·         Harga Tepung                                     : Rp 10.000
·         Royco                                                  : Rp   1.000
·         Harga Telur                                         : Rp   6.000
·         Harga Tusuk                                        : Rp   5.000
·         Harga Minyak                                     : Rp 11.000
·         Harga Saos sambal                              : Rp   8.000
·         Harga Plastik                                       : Rp   2.000
Total                                                     Rp 60.000
2.      Rincian harga untuk produksi kedua Si Ayam Sempol
·         Harga ayam produksi kedua   : Rp 15.000
·         Harga sayur                             : Rp   2.000
·         Harga Tepung                         : Rp 10.000
·         Royco                                      : Rp   1.000
·         Harga Telur                             : Rp 11.000
·         Harga Print Logo                    : Rp.  2.000
Total                                         Rp 41.000

2.      Kegiatan Operasional
Perlu diketahui, usaha kami menerapkan sistem by process, namun jika pelanggan ingin memesan produk kami, kami juga menerima pesanan mereka. Awalnya kami ingin menjual produk kami secara langsung, tetapi ternyata produk kami berubah keras dan kurang enak dimakan jika tidak dalam keadaan hangat. Setelah itu kami melakukan proses produksi kami bisa berjalan setiap minggunya, dan kami awalnya hanya berjualan di Sekolah SD dekat rumah atau teman satu kos saja. Namun seiring berjalannya waktu kami juga berjualan keliling didalam kampus Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya dan dengan itu kami mulai menerima banyak pesanan.

3.      Perkembangan Setiap Minggu
3.1  Permasalahan-permasalahan
Permasalahan yang kami alami selama mengerjakan tugas kewirausahaan ini pertama yaitu saat kita sebagai mahasiswa masih memiliki tugas dan kesibukan lain di dalam kampus maupun di luar kampus, dimana kita juga berkelompok yang pastinya memiliki kesibukan masing-masing per anggota, disitulah muncul permasalahan yang paling mendasar saat kami agak sulit untuk menyesuaikan waktu untuk memasarka produk kami. Kedua yaitu konsisi pesaing, banyaknya peaing yang sama-sama bergerak dibidang kuliner, terutamanya sesame mahasiswa yang juga banyak menjual produk kuliner mereka di kawasan kampus, maka kami mencoba mengutamakan kepuasan konsumen dan melayani konsumen dengan ramah dan santun. Ketiga, saat konsumen menawar harga yang telah kami tetapkan sebelumnya dengan berbagai alasan yang diungkapkan agar mendapat harga lebih murah. Keempat, kita tidak dapat menjual produk terlalu banyak, karena keterbatasan produk yang jika disajikan dalam keadaan dingin akan sedikit mengeras dan membuat produk kami sedikit kurang enak untuk dinikmati.
3.2  Solusi yang Telah Dilaksanakan
Dalam setiap permasalahan disitulah kita akan menemukan cara pemecahan. Hal ini juga berlaku pada usaha yang kami rintis untuk tugas kewirausahaan ini, dimana dengan permasalahan-permasalahan yang muncul selama kami memasarkan produk kami, kami juga berpikir cara untuk mengatasinya agar usaha kami ini dapat terus berjalan tanpa adanya kendala yang berat. Pertama, untuk mengatasi kendala penyesuaian waktu antar anggota untuk dapat memasarkan produk kami secara efektif, maka kelompok kami memilih cara untuk berkumpul saat jeda jam mata kuliah dan mendiskusikan untuk memilih hari dimana dapat berkumpul dan melakukan penjualan ataupun produksi. Namun, karena kesibukan kami berbeda-beda, maka kesepakatannya yaitu kita akan membagi tugas untuk produksi dan penjualan. Dihari yang sudah ditentukan untuk melakukan produksi, kita menentukan siapa yang bisa ikut membantu dihari itu, lalu untuk penjualan di hari berikutnya, kita menyerahkannya kepada anggota kelompok lain untuk menjualnya dimana siapa yang bisa ikut juga dapat membantu. Biarpun terlihat tidak terstruktur, tetapi dengan begitu kelompok kami semua dapat ikut serta dalam produksi, pemasaran, dan penjualan produk kami. Kedua, untuk mengatasi kendala banyaknya pesaing yang juga menjual produk kuliner di wilayah kampus, kita lebih menghadapinya dengan tenang, karena produk yang kami tawarkan berbeda dari produk yang dijual oleh produsen lain, dari situlah kami lebih optimis untuk menghadapi pesaing dalam bidang yang sama. Harga yang kami tawarkan pun dapat bersaing dari produsen yang lain, karena harga pokok produk kami yang lebih rendah setelah kami melakukan survei singkat kepada produsen-produsen lain. Jadi, kami dapat lebih percaya diri untuk bersaing dengan produsen makanan lain di wilayah kampus. Ketiga, kendala yang kami hadapi yaitu saat konsumen yang kebanyakan teman kampus kami menawar harga produk makanan kami dengan harga yang lebih murah dan ingin diberikan bonus. Dalam kedaan seperti itu kami saat menjualnya memberikan sedikit candaan dalam penolakan kami agar tidak menyinggung perasaan konsumen yang membeli produk kami. Keempat, kendala ini merupakan kendala yang cukup membuat kami bingung untuk mencari solusi, dimana produk kami jika tidak disajikan hangat akan sedikit mengeras saat digigit, itu dikarenakan bahan dasar produk kami yaitu campuran dari ayam dan tepung terigu. Untuk itu kita mengambil keputusan untuk tidak menjual produk kami terlalu banyak, jadi kami pun menerima pre-order atau sesuai pesanan saja, kami tidak mau mengambil risiko terlalu besar, jadi kita juga hanya menyediakaan produk lebih untuk kita jual diluar pesanan sedikit.

4.      Kegiatan Pasca Bisnis
Kegiatan yang dilakukan pasca bisnis oleh kelompok lima yaitu direncanakan untuk melanjutkan bisnis sebagai tambahan pendapatan selagi kuliah karena bisnis ini cukup menghasilkan laba yang lumayan untuk tambahan pendapatan bagi mahasiswa cukup menjanjikan. Hal ini direncanakan karena dalam bisnis siayam sempol ini pertama perencananan usaha dibuat berdasarkan tujuan yang jelas bukan hanya untuk proses pembelajaran dalam hal berwirausaha, memenuhi tugas kewirausahaan, dan juga sebagai sumber pendapatan tambahan, kedua perencanaan usaha dibuat berdasarkan pemikiran yang masuk akal, realistik, berorientasi masa depan serta didukung dengan fakta-fakta yang ada, ketiga  perencanaan usaha dibuat dan dipersiapkan untuk tindakan berkelanjutan serta perkiraan-perkiraan tentang kondisi dimasa datang, keempat perencanaan usaha dibuat sebagai persiapan yaitu pedoman untuk tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan yang disesuaikan dengan lingkungan bisnis yang dihadapi, dan kelima yaitu perencanaan usaha dibuat sesederhana mungkin, rinci serta dapat dilaksanakan. Kelima perencanaan tersebut digunakan sebagai dasar kelanjutan bisnis. Laba bisnis yang telah diperoleh selanjutnya tidak dibagikan terlebih dahulu namun digunakan sebagai kelanjutan usaha dari siayam sempol, dengan demikian bisnis dari siayam sempol akan berkembang lebih luas dipasaran.

5.      Laporan Manajemen Pemasaran
            Strategi promosi dan pemasaran dalam kampus  kami lakukan secara langsung yaitu class to class dan non-class : menawarkan secara langsung produk kami kepada calon pembeli di setiap kelas atau pembeli di luar kelas seperti lobi kampus atau lorong kampus. Sebelumnya kami juga memberi beberapa tester kepada calon pembeli dan kami juga menggunakan sistem order jika ada yang berminat untuk memesan. Kami juga menawarkan produk kami di beberapa sekolah dasar, karena produk kami memiliki target pasar mulai dari anak-anak, dewasa, sampai orangtua. Selain itu, kami juga menawarkan produk kami via sosial media seperti facebook dan instagram.
            Beberapa strategi promosi dan pemasaran yang kami lakukan mendapat respon yang baik dari calon pembeli. Untuk setiap penjualan hasilnya terus bertambah, itu berarti minat pembeli cukup baik. Dari sosial media facebook, produk kami juga mendapat respon yang baik dengan adanya calon pembeli yang menanyakan perihal cara pemesanan untuk ke luar provinsi. Namun saat ini kami belum dapat melayaninya, karena kami masih harus mencari solusi bagaimana agar produk kami bisa tahan beberapa hari untuk di kirim ke luar provinsi.

6.      Laporan Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan bagian penting dalam suatu organisasi khususya dalam organisasi usaha. Di kelompok lima yang memproduksi siayam sempol ini sumber daya yang ada dipimpin oleh salah satu anggota dari kelompok lima. Namun sebelum langsung melaksanakan kegiatan usaha ini, kelompok lima melakukan serangkaian pelatihan dalam hal produksi maupun penjualan. Sumber tenaga kerja pada usaha ini merupakan penarikan dari anggota kelompok lima sendiri tanpa melakukan perekrutan tenaga kerja dari luar. Pada usaha siayam sempol ini pada setiap bagiannya dikerjakan sesuai dengan kemampuan anggota, yang mana bagiannya terdiri atas pimpinan, produksi, penjualan, pemasaran, dan keuangan yang lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut:
           

Jabatan
Tugas
Direktur Utama
1.      Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di bidang administrasi keuangan dan kepegawaian
2.      Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan
3.      Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan
4.      Mengendalikan uang pendapatan
5.      Memimpin rapat
Direktur Keuangan
1.      Mengawasi operasional mengenai keuangan
2.      Melakukan pengecekan keuangan
3.      Mempertanggungjawabkan kegiatan yang ada mengenai bagian keuangan
4.      Menetapkan prosedur dan membuat laporan secara rinci tentang keuangan
5.      Bersama dengan manager lain maupu menentukan harga jual siayam sempol
Manager Produksi
1.      Bersama-sama dengan bagian lain untuk mengantisipasi dan mengatasi berbagai persoalan produksi
2.      Mengarahkan setiap bagian yang ditunjuk oleh direktur utama
3.      Bersama-sama dengan manager lain menangani masalah produksi
4.      Membeli bahan baku dan menyediakan perlengkapan atau peralatan untuk produksi bersama dengan manager lain dan direktur
5.      Memproduksi siayam sempol bersama manager lain

Manager Pemasar
1.      Menetapkan prosedur operasional informasi yang lebih efisien
2.      Melaporkan hasil kerja kepada direktur utama secara berkala
3.      Membuat grup dan mempromosikan siayam sempol di facebook dan instagram
Manager Penjualan
1.      Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan marketing plan
2.      Bertanggungjawab terhadap hasil penjualan produk siayam sempol
3.      Bertanggungjawab terkait pengelolaan penjualan
4.      Membuat perencanaan penjualan, melaksanakannya dan membuat laporan penjualan
5.      Membina dan memelihara hubungan baik dengan distributor maupun konsumen

Sesuai dengan jabatan dan tugas yang telah dijelaskan diatas anggota kelompok lima yang masing-masimg diberi tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya dilakukan dengan baik dan dengan koordinasi yang sangat baik sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal walaupun terdapat kendala-kendala yang tidak dapat diduga.
7.      Laporan Manajemen Keuangan
Menentukan harga jual dan margin untuk produksi pertama Si Ayam Sempol.
Berikut rincian data yang diberikan    :

1.      Biaya Bahan Baku
a.       Produksi Pertama
No
Jenis
Ukuran
Harga satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1
Daging ayam
½ kg
15.000
15.000
2
Tepung Kanji
¼ kg
  3.000
3.000
3
Tepung Terigu
½ kg
  7.000
7.000
4
Telu ayam
¼ kg
 1.500/ butir
6.000
5
Royco
1 bungkus
1.000 / bungkus
1.000
6
Wortel
2 biji
500 / biji
1.000
7
Bayam
1 ikat
1.000 / 4 ikat
1.000
8
Saos sambal
2 bungkus
4.000 / bungkus
8.000
9
Tusuk
1 pack
5.000 / pack
5.000
10
Plastik
1 bungkus
2.000 / bungkus
2.000
11
Minyak Goreng
1 liter
11.000 / liter
11.000
Total
60.000






Text Box: :Biaya Bahan Baku                              : Rp 60.000
Hasil produksi                                     :            117 tusuk
            Biaya produksi @tusuk          : Rp      512,8
            Dibulatkan                             : Rp     500
Text Box: +Margin 100%                                      : Rp      500
Harga Jual per tusuk                        : Rp   1.000

b.      Produksi Kedua
No
Jenis
Ukuran
Harga satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1
Daging ayam
½ kg
15.000
15.000
2
Tepung Kanji
¼ kg
  3.000
3.000
3
Tepung Terigu
½ kg
  7.000
7.000
4
Telu ayam
½ kg
 1.375/ butir
11.000
5
Royco
1 bungkus
1.000 / bungkus
1.000
6
Wortel
2 biji
500 / biji
1.000
7
Bayam
1 ikat
1.000 / 4 ikat
1.000
8
Print Logo
2 lembar
1.000 / lembar
2.000
Total
41.000












Text Box: :Biaya Bahan Baku                              : Rp 41.000
Hasil produksi                                     :              90 tusuk
            Biaya produksi @tusuk          : Rp      455,5
            Dibulatkan                             : Rp     450
Text Box: +Margin 123%                                      : Rp      550
Harga Jual per tusuk                        : Rp   1.000


2.      Laporan Keuangan
Penjualan produksi pertama 110 tusuk @Rp 1.000          : Rp 110.000
Karena 7 dari produksi pertama dijadikan tester

Laporan Laba / Rugi
Penjualan               Rp 110.000
Modal                    Rp   75.000
Pendapatan                                               Rp 185.000
Pengeluaran                                               (Rp  60.000)
      Laba                                                   Rp. 125.000
Sisa Uang Modal                                      (Rp   15.000)
      Laba Bersih                                       Rp. 110.000

Penjualan produksi pertama 90 tusuk @Rp 1.000            : Rp 90.000

Laporan Laba / Rugi
Penjualan               Rp 90.000
Sisa Modal            Rp 15.000
Pendapatan                                               Rp 105.000
Pengeluaran                                               (Rp  41.000)
      Laba                                                   Rp.  64.000

Laba dari produksi pertama dan kedua sebesar         : Rp 174.000


8.      Laporan Manajemen Produksi
            Dari kebijakan wirausaha kami bahwa produksi sempol dengan berjumlah 117 tusuk bahwa komposisi bahannya yaitu memakai ayam ½ kg, tepung tapioka 250gram, tepung biasa 500gram. Jika produksinya lebih dari 117 dan komposisi bahan bahan tersebut masih imbang maka produksi pencetakannya tidak imbang dan jika kurang maka kami selalu berusaha agar bahan yang telah dibuat harus menjadi 117 tusuk. Kelemahan produksi kami yaitu, bagaimana caranya sempol ini saat sudah di goreng dan dingin tidak keras untuk dimakan. Kendala kelompok kami dalam produksi itu kemungkinan dari pengaruh air matang, karena adonan yang seharusnya memakai air dingin maka kelompok kami memakai air panas.

B.     Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Produksi sempol si ayam ini merupakan jajanan yang menyehatkan bagi semua kalangan. Sempol si ayam merupakan jajanan yang berada di malang akan tetapi tidak ada di surabaya. Maka dari itu kenapa kelompok kami berinovasi membuat sempol, karena jika kita sedang ingin makan sempol yang adanya di malang saja, maka kenapa kita harus jauh jauh ke malang terlebih dahulu. Bikin inovasi yang jarang ditemuin pasti hal yang terunik dan inovasi yang baru.
2.      Saran
Dari keselurahan sebenarnya baik, akan tetapi kelemahan kami mungkin bisa diperbaiki agar pembeli selalu merasakan jajanan yang murah, sehat dan enak sekaligus jarang ditemui di Surabaya.
Lampiran
1.      Dokumentasi Pihak Internal
No
Keterangan
Foto
1
Proses Produksi Pertama
Lokasi : Di Rumah Marissa
2
Proses Produksi Kedua
Lokasi : Di Kos Rizka
3
Proses Pemasakan Sempol
4
Proses Pengemasan Sempol










5
Proses Promosi Sempol
6
Proses Pemasaran Sempol melalui Media Sosial
















2.      Dokumentasi Pihak Eksternal
No
Keterangan
Foto
1
Tester
2
Pelanggan Si Ayam Sempol

 



Biaya Bahan Baku untuk Meatball Rainbow
No
Jenis
Ukuran
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1
Daging Sapi



2
Daging Ayam



3
Tepung Kanji



4
Tepung Terigu



5
Jamur



6
Cabai



7
Wortel



8
Bayam



9
Keju



10
Mika kemasan
30 pack
300
9.000
11
Plastik kemasan
1 pack
-
2.500
12
Saos tomat
2 bks
-
5.000
13
Kecap
1 bks
-
9.000
14
Sambal


5.000
15
Tusuk pentol



16
Masako
2 bks

1.000
Sub Total

181.500

Produksi dan Biaya Bahan Baku Meatball Rainbow
Produksi tiap hari
250 biji

Produksi tiap minggu (5 hari)
1250 biji

Biaya Bahan Baku tiap hari

181.500
Biaya Bahan Baku tiap minggu

907.500
Biaya Bahan Baku tiap bulan (4 minggu)

3.630.000
Biaya Total Modal Kerja

3.630.000





Tidak ada komentar:

Posting Komentar