DAFTAR ISI
Kata Pengantar
……………………………………………………………………………………………………………………………………. i
Daftar Isi
……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ii
Daftar Tabel
………………………………………………………………………………………………………………………………………… iii
Daftar Gambar
……………………………………………………………………………………………………………………………………. iv
BAB
I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………………………. 1
A.
Latar Belakang Pemilihan Usaha …………………………………………………………………………… 1
B.
Tujuan Praktek Kewirausahaan ……………………………………………………………………………. 4
C.
Manfaat Praktek Kewirausahaan …………………………………………………………………………. 4
BAB
II KAJIAN TEORI ……………………………………………………………………………………………………………… 6
A.
Kewirausahaan ……………………………………………………………………………………………………. 6
B.
Analisis Peluang Pasar …………………………………………………………………………………………. 9
C.
Pengelolaan Usaha ……………………………………………………………………………………………… 12
D.
Business Plan ……………………………………………………………………………………………………… 16
E.
Strategi yang Digunakan ……………………………………………………………………………………..
BAB
III LAPORAN KEWIRAUSAHAAN …………………………………………………………………………………..
A.
Laporan Kegiatan ……………………………………………………………………………………………….
1.
Persiapan ……………………………………………………………………………………………….
2.
Kegiatan Operasional …………………………………………………………………………….
3.
Perkembangan Setiap Minggu ……………………………………………………………..
3.1
Permasalahan-permasalahan ……………………………………………….
3.2
Solusi yang Telah Dilaksanakan ……………………………………………..
3.3
Perkembangan Usaha …………………………………………………………..
4.
Kegiatan Pasca Bisnis …………………………………………………………………………..
5.
Laporan Manajemen Pemasaran ……………………………………………………….
6.
Laporan Manajemen SDM …………………………………………………………………
7.
Laporan Manajemen Keuangan ………………………………………………………..
8.
Laporan Manajemen Produksi …………………………………………………………..
B.
Kesimpulan dan Saran ……………………………………………………………………………………….
1.
Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………
2.
Saran …………………………………………………………………………………………………….
Daftar
Pustaka …………………………………………………………………………………………………………………………
Lampiran
…………………………………………………………………………………………………………………………………
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Pemilihan Usaha
Di era
modern seperti saat ini, makanan dan minuman yang beredar di pasaran semakin
banyak. Fenomena tersebut menimbulkan berbagai dampak dikalangan masyarakat.
Dari dampak positif hingga dampak negatif dirasakan hingga merambah semua
kalangan masyarakat dari kalangan bawah hingga kalangan atas. Dampak positif
dari era modern ini menyediakan banyak varian makanan dan minuman, dari makanan
ringan hingga makanan berat dengan berbagai variasi tampilan, rasa, dan harga.
Makanan yang ada dengan tampilan yang unik akan bisa menembus pasar lebih mudah
dan nantinya produk tersebut akan banyak diminati dikalangan masyarakat.
Namun,
dampak negatif dari varian makanan dan minuman yang ada di era modern ini juga
cenderung lebih banyak dari dampak positifnya. Dimana dengan adanya
makanan-makanan yang unik dan kreatif, diiringi juga dengan dampak negatif dari
segi kesehatan. Dengan kreasi berbagai macam makanan, terkadang dari pihak
penjual tidak memikirkan dampak untuk kesehatan bagi konsumennya. Terkadang
sampai-sampai melakukan kecurangan untuk hanya menginginkan keuntungan yang
lebih banyak. Mulai dari mencampur bahan-bahan yang tidak layak kedalam makanan
dan proses produksinya yang tidak sesuai standar.
Disini,
melihat dari fenomena yang ada dan dampak yang ditimbulkan di kalangan
masyarakat. Sebagai bagian dari masyarakat sendiri, kita berpikir untuk
mengatasi permasalahan tersebut dengan memberikan solusi berupa menciptakan
suatu inovasi makanan sehat yang berkualitas dan dapat mengatasi permasalahan
kurangnya ketertarikan terhadap sayuran sehat. Bisnis ini mencakup target semua
kalangan khususnya anak-anak yang diharapkan dapat menikmati produk makanan
yang kita namai Si Ayam Sempol. Makanan ini berupa campuran dari tepung, daging
ayam dan digoreng dengan lapisan telur, Si Ayam Sempol ini memiliki warna. Warna
yang disediakan yaitu warna orange dan hijau, dimana warna tersebut di dapat
dari sayur-sayuran berupa sawi dan wortel, tidak menggunakan pewarna makanan
apalagi pewarna sintetis.
Produk
yang kita tawarkan ini merupakan produk yang sehat dan nikmat. Dari anak kecil
dan orang dewasa yang tidak begitu menyukai sayur tetapi suka dengan makanan
yang terbuat dari daging ayam, dapat terlatih untuk memakan sayuran yang dapat
membantu metabolisme tubuh dan membuat badan kita semakin sehat.
B. Tujuan
Praktek Kewirausahaan
Tujuan usaha ini adalah sebagai
berikut :
1.
Untuk
menciptakan brand makanan baru dan
memberikan solusi untuk kalangan yang tidak begitu suka sayur agar dapat
mengonsumsi sayur dengan lebih mudah.
2.
Untuk
menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa dan meringankan
perekonomian keluarga.
3.
Untuk
memenuhi tugas akhir mata kuliah Kewirausahaan.
C. Manfaat Praktek Kewirausahaan
Manfaat
dari program kewirausahaan ini adalah nantinya akan mampu memberikan
kesejahteraan bagi mahasiswa dalam membaca peluang yang ada. Selain itu,
masyarakat dapat menikmati produk olahan sayur dan daging ayam yang sehat bagi
tubuh.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Kewirausahaan
1.
Pengertian Kewirausahaan
Secara harfiah Kewirausahaan
terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan ked an akhiran an,
sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait dengan
wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis
yang komersial atau non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula diartikan
sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis. Dalam
bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer, istilah ini pertama kali
diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis. Menurutnya,
entrepreneur adalah “agent who buys means of production at certain prices in
order to combine them”.
2.
Tujuan Kewirausahaan Seorang sosiolog bernama
David McCleland mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara ingin menjadi makmur,
minimal sejumlah 2% dari prosetase keseluruhan penduduk di negara tersebut
menjadi wirausahawan, Indonesia sendiri sampai saat ini menurut sebuah riset
jumlah penduduk yang menjadi wirausaha baru sekitar 0,18%, menurut informasi
yang saya baca di internet hari ini tanggal 5 Maret 2012 jumlahnya telah
melonjak tajam menjadi maka tidaklah mengherankan apabila saat ini,
kondisi pereekonomian Indonesia tertinggal jauh dari negeara tetangga yaitu
Singapura yang memiliki prosentase wirausaha sebesar 7%, Malaysia 5%, China
10%, apalagi jika harus dibandingkan dengan negara adidaya Amerika Serikat yang
hampir 13% penduduknya menjadi wirausahawan. Maka dari itu, dengan
ditumbuh kembangkanya pengetahuan seputar kewirausahaan, akan membangkitkan
semangat masyarakat Indonesia khusunya generasi muda atau mahasiswa, untuk ikut
menciptakan lapangan kerja dengan berwirausaha, tidak hanya menjadi pencari
kerja (job seeking). Dengan dilandasi semangat nasionalisme bahwa bangsa
Indonesia harus mampu bersaing dikancah percaturan perekonomian dunia, maka
akan banyak mahasiswa yang termotivasi untuk meningktakan kualitas dirinya dan
mencetuskan ide-ide kretaif dalam bidang kewirausahaan yang berdaya saing
tinggi.
3.
Teori Kewirausahaan Seiring berjalanya waktu,
kewirausahaan semakin berkembang, maka lahirlah berbagai macam teori tentang
kewirausahaan, akan coba saya uraikan berbagai teori kewirausahaan, diantaranya
adalah sebagai berikut:
a.
Neo Klasik Teori ini memandang perusahaan
sebagai sebuah istilah teknologis, dimana manajemen (individu-individu) hanya
mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi
matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan. Jadi
pendekatan neoklasik tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai
kewirausahaan. Dalam teori ini kemandirian sangat tidak terlihat, wajar saja,
karena ini memang pada masa lampau dimana belum begitu urgen masalah kemandirian,
namun cukup bisa menjadi teori awal untuk melahirkan teori-teori berikutnya.
b.
Kirzerian Entrepreneur Dalam teori Kirzer
menyoroti tentang kinerja manusia, keuletanya, keseriusanya, kesungguhanya,
untuk mandiri, dalam berusaha, sehingga maju mundurnya suatu usaha tergantung
pada upaya dan keuletan dari sang pengusaha.
B. Analisis
Peluang Pasar
Marketing opportunity analysis [MOA] menurut (Zikmund dan
D’Amico 1989, p.57) yang
berarti bahwa analisis peluang pasar merupakan upaya diagnostik untuk
menginterpretasikan atribut-atribut lingkungan serta perubahannya. Menurut
Zikmund dan D’Amico MOA akan sangat membantu para manajer sebagai warning
system terhadap potensi resiko yang akan dihadapi dan di lain pihak MOA dapat
berfungsi sebagai appraisal system yang akan menyadarkan para manajer terhadap
keuntungan yang mungkin diperoleh dari peluang tertentu.
Boone dan Kurtz (1987) menegaskan hal yang sama bahwa
analisis peluang pasar sangat berguna menyediakan fondasi bagi kepentingan
perencanaan dan strategi pemasaran. Para manajer dipandang perlu mengevaluasi
situasi lingkungan, tempat dimana mereka mencurahkan aktivitas pemasarannya,
dan mengestimasi pengaruh-pengaruh lingkungan yang mungkin timbul pada masa
yang akan datang pada para konsumen. Mempertimbangkan trend masyarakat pada
masa yang mendatang akan mengilhami munculnya ide dan strategi baru, sehingga
hal tersebut merupakan tindakan yang lebih baik karena ia dapat bertindak
sebagai pioner daripada sekedar bereaksi terhadap perubahan yang sedang
berlangsung. Lingkungan beserta arus perubahannya mesti dimonitor dan
dievaluasi secara hati-hati, potensi peluang (kesempatan) dan masalah yang
mungkin muncul mesti diidenfikasi, sebelum suatu organisasi mengembangkan
rencana pemasaran.
Di dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang terdapat
dua hal pokok yang harus dicermati yaitu :
1.
Kekuatan dan Kelemahan
MOA, juga, akan mampu menyediakan
informasi yang berharga tentang para pesaing (competitors) dan para
pendatang/pesaing baru, serta perbandingan kekuatan dan kelemahan mereka secara
relatif dengan organisasi milik kita.
2.
Kesesuaian Peluang dengan Kemampuan Organisasi
Keanekaragaman yang terjadi di luar
organisasi mungkin menawarkan begitu banyak peluang, tetapi sudah barang tentu
tidak semua peluang yang tersedia tersebut dapat dijadikan sebagai peluang yang
realistik karena organisasi dihadapkan pada keterbatasan sumber daya serta
visi.
Stanton dkk. (1994) menemukan bahwa sejumlah perusahaan telah
mencoba mengembangkan sejumlah pertanyaan yang bersifat memandu untuk membantu
mereka dalam melalukan analisis peluang pasar. Pertanyaan-pertanyaan yang
bersifat memandu tersebut adalah:
1.
Keunggulan bersaing apakah yang akan kita miliki
sehingga dapat membantu kita dalam memasuki peluang atau pasar tersebut?
(misalnya, pengalaman dalam penjualan
dan advertensi atau kita telah memiliki jaringan distribusi yang cukup kuat.)
2.
Apakah kita memiliki kemampuan-kemampuan khusus
untuk membawa kita memasuki pasar tersebut?
(kemampuan yang bersifat technical
atau skill tertentu.)
3.
Apakah kita memiliki kelemahan-kelemahan
tertentu yang bisa menghambat kelancaran kita dalam memasuki pasar tersebut?
(sumber daya keuangan atau pengalaman
manajemen dalam industri tersebut.)
4.
Apakah peluang pasar tersebut cocok dengan
harapan-harapan perusahaan? (sejumlah perusahaan menginginkan return on
investment yang tertentu atau dia hanya ingin beroperasi pada jenis usaha
tertentu.)
5.
Apakah peluang tersebut tepat/sesuai dengan
dengan rencana jangka panjang perusahaan?
(misalnya: memperluas pasar memasuki
pasar global.
C. Pengelolaan Usaha
Pengelolaan usaha
(manajemen bisnis) merupakan
upaya pengaturan secara menyeluruh guna menjalankan sebuah usaha bisnis yang
profesional dan menghasilkan tujuan bisnis yang diinginkan. Manajemen bisnis
dibutuhkan dalam rangka tercapainya sebuah tujuan sebuah usaha bisnis baik dari
aspek profit maupun tujuan lain sesuai yang diinginkan oleh pihak pengelola
bisnis. Sebuah proses pengaturan diperlukan agar sebuah usaha tidak
sembarangan, mampu melakukan perencanaan, target-target yang diinginkan serta
dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan sebuah resiko usaha bisnis.
Sebuah langkah profesional yang dilakukan sebelum merancang
sebuah manajemen bisnis biasanya dilakukan dengan membuat sebuah rancangan
global sebuah bisnis atau yang dikenal dengan business plan. Business plan
menyangkut bagaimana manajemen bisnis serta perencanaannya dari berbagai aspek,
diantaranya adalah manajemen pemasaran, manajemen produksi, manajemen finansial
dan sebagainya. Melalui sebuah business yang mantap, biasanya sebuah usaha akan
meyakinkan untuk dikelola secara maksimal.
Untuk bentuk usaha bisnis dengan skala kecil pun diperlukan
sebuah upaya manajemen bisnis yang baik, hanya berbeda pada ukuran skala saja
serta pengerjaannya yang lebih sederhana dan bisa dikerjakan rangkap oleh satu
atau dua orang dari pengelola bisnis tersebut. Beberapa hal yang menjadi
patokan utama manajemen bisnis diantaranya adalah beberapa hal berikut ini:
1.
Manajemen produksi
Manajemen produksi merupakan
pengaturan dan perencanaan terkait ketersediaan bahan baku maupun bahan jadi
yang siap dipasarkan pada sebuah perusahaan bisnis. Manajemen bisnis di bidang
produksi menyangkut bagaimana proses produksi itu bisa berlangsung dengan baik
sehingga mampu menghasilkan produk atau layanan yang diminati oleh konsumen.
2.
Manajemen pemasaran
Manajemen bisnis di bidang pemasaran
menyangkut segala bentuk perencanaan, bentuk, target serta tujuan dan hasil
dari sebuah proses marketing atau pemasaran. Penjualan yang meningkat dan upaya
untuk memperkenalkan produk kepada konsumen merupakan target utama dari sebuah
manajemen pemasaran. Tanpa adanya sebuah manajemen pemasaran yang baik, maka
sebuah perusahaan akan mengalami kondisi sulit dalam hal pemasukan atau income yang diperoleh. Pemasaran
memegang peran vital terhadap eksistensi sebuah perusahaan. Produk atau jasa
yang kurang bermutu pun akan bisa terjual laris apabila perusahaan Anda
memiliki seorang manajer pemasaran yang handal. Kreatifitas dan inovasi perlu dijalankan
dalam merancang sebuah manajemen bisnis di bidang pemasaran.
3.
Manajemen distribusi
Manajemen bisnis di bidang distribusi
memegang peran mendukung manajemen pemasaran. Meskipun pemasaran telah berjalan
dengan baik, namun apabila manajemen distribusi mengalami hambatan, maka
marketing juga akan terganggu. Proses penyaluran barang produksi atau layanan
jasa kepada konsumen sangat ditentukan oleh bagaimana pola manajemen distribusi
tersebut dirancang oleh sebuah perusahaan.
4.
Manajemen finansial
Manajemen finansial di dalam sebuah usaha
bisnis menyangkut transparansi dan pengelolaan sirkulasi keuangan sebuah
perusahaan. Manajemen keuangan menyangkut bagaimana keuangan perusahaan mampu
dibagikan sesuai dengan anggaran yang dimiliki. Tanpa adanya sebuah manajemen
bisnis yang baik di bidang keuangan, maka biasanya perusahaan tidak mendapatkan
data keuangan yang jelas. Hal ini biasa dialami oleh para pengelola bisnis
kecil yang masih amatiran, dimana manajemen keuangan jarang diperhatikan
sehingga untung atau ruginya saja sebuah usaha bisnis sulit ditentukan.
Beberapa bentuk manajemen bisnis di atas sangat penting
diperhatikan oleh para pengelola usaha bisnis yang ingin sukses dalam
menjalankan sebuah bisnis usaha. Tanpa adanya sebuah manajemen yang baik, maka
mustahil sebuah perusahaan akan mampu berjalan dengan baik seperti yang menjadi
harapan pemiliknya.
D. Business
Plan
1. Pengertian
Business Plan
Sebuah rencana bisnis (business
plan) menurut Richard L. Daft dalam bukunya Management menyebutkan business
plan adalah dokumen yang menrincikan detail-detail bisnis yang disiapkan
oleh seorang wirausahawan sebelum membuka sebuah bisnis baru, Daft (2007:264). Sedangkan
dikemukakan oleh Muchtar dalam Strategi Memenangkan Persaingan Usaha,
menjelaskan business plan adalah dokumen yang berisi bentuk dekripsi
tentang perusahaan, disusun dengan cara mengorganisir semua ide-ide, uraian
tugas, strategi dari suatu unit usaha, yang disusun dengan menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti, yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam perjalanan
mencapai suatu tujuan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, Muchtar
(2010:19).
Berdasarkan dua pengertian diatas,
perencanaan bisnis atau yang lebih dikenal dengan sebutan business plan adalah
suatu dokumen yang disusun oleh wirausahawan yang berisi tentang semua ide-ide,
uraian tugas, strategi yang akan dijadikan pedoman dalam menjalankan bisnis
baru.
2. Alasan Perlunya Rancangan Business Plan
Para pelaku usaha tidak akan dapat
mengendalikan waktu yang akan datang, tetapi mereka seharusnya dapat
mengidentifikasi kegiatan-kegiatan sekarang yang dapat diperkirakan akan
mempengaruhi waktu yang akan datang. Salah satu maksud utama dilakukan
rancanganbusiness plan adalah agar pelaku usaha dapat melihat
program-program sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan
pencapaian tujuan-tujuan di waktu yang akan datang, yaitu dengan pengambilan
keputusan yang baik, Handoko (1984:74). Rancangan business plan harus
bersifat aktif, dinamis, berkesinambungan, dan kreatif. Hal ini dimaksudkan
agar pengusaha tidak hanya akan bereaksi terhadap lingkungannya, tetapi lebih
menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya
perlunya penyusunan rencana bisnis. Perencanaan dilakukan untuk mencapai :
1. Protective Benefits, yang dihasilkan dari pengurangan
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2. Positive Benefits, dalam bentuk meningkatnya sukses
pencapaian tujuan organisasi.
3.
Konsep Dasar Rancangan Business Plan
Sebuah business plan,
normalnya mengandung serangkaian elemen-elemen standar format dan bentuk
rancangan sangat bervariasi, tetapi biasanya sebuah business planakan
berisi komponen-komponen seperti deskripsi perusahaan, produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan, pasarnya, prediksi atau ramalan-ramalan kedepan, team
manajemennya dan analisis financial/keuangannya.
Komponen-komponen utama yang
dianjurkan terdapat dalam sebuah rancangan business plan dan garis
besarnya adalah:
1. Sampul Muka
Pada sampul muka biasanya memuat logo perusahaan, nama
perusahaan, alamat perusahaan, nomor telepon, fax, dan e-mail, serta nama
pemilik perusahaan.
2. Executive Summary( Ringkasan Eksekutif)
Menyusun business plan diawali dengan lembaran executive
summary yang akan menjelaskan secara singkat keseluruhan isi dari business
plan yang dibuat. Meskipun letaknya di bagian depan, namun cara menyusunnya
dilakukan setelah semua elemen yang ada di business plan selesai
tersusun. Jadi, executive summary adalah bagian paling awal yang
pembuatannya dilakukan paling akhir.Executive summary merupakan gambaran
singkat mengenai bisnis yang akan dilakukan, apakah realistis dan benar-benar
telah direncanakan dengan baik.
Beberapa informasi yang harus
dicantumkan dalam executive summary, meliputi kapan bisnis didirikan,
tujuan yang ingin dicapai, strategi manajemen seperti apa yang digunakan dalam
mencapai tujuan, juga terkait dengan strategi pemasaran dan penjualan, konsep
dasar bisnis yang dilakukan, produk atau jasa yang ditawarkan, tim manajemen
yang menjalankan bisnis, target pasar yang akan dicapai, serta gambaran bahwa
bisnis memiliki kesempatan untuk berkembang dalam perjalanannya.
3. Latar Belakang Perusahaan
Latar belakang yang disusun menceritakan sejarah berdirinya
perusahaan tersebut. Dalam sejarah berdirinya perusahaan, berisi informasi
kapan bisnis tersebut didirikan, alasan mengapa bisnis tersebut didirikan dan
apa saja yang telah berhasil diperoleh. Latar belakang perusahaan ingin
menggambarkan bagaimanakah profil dari bisnis baru yang akan dijalankan.
4. Visi, Misi, dan Tujuan Bisnis yang
dijalankan
VISI merupakan ungkapan bersama dengan seluruh orang-orang
yang terlibat dalam usaha, akan dibawa ke mana dan akan menjadi seperti apa perusahaan
yang dikelola di masa mendatang. Visi adalah gambar masa depan yang akan
diwujudkan. Rumusan visi dapat dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan
keunggulan kompetitif yang ingin diwujudkan masing-masing pengusaha.Visi yang
dibangun harus unik dan cukup menantang. Tidak perlu terlalu panjang, cukup
satu atau beberapa kalimat saja, dengan bahasa yang mudah dimengerti semua
orang. Visi juga perlu diimplementasikan dalam garis besar kebijakan usaha yang
jelas dan konkret, sehingga visi yang dibuat akan melahirkan komitmen berupa
keinginan yang kuat untuk menjalankan usaha, mengerahkan segala potensi sesuai
dengan peran dan fungsinya masing-masing. MISI usaha, menerjemahkan apa yang
diharapkan dari visi usaha dalam waktu tertentu. Pernyataan misi
mengekspresikan tujuan tertinggi dari suatu bisnis. Oleh karena itu, misi usaha
harus jelas, mencakup ruang lingkup yang diharapkan dari kegiatan usaha, mampu
memberi gambaran arti pentingnya suatu produk, segmentasi pasar, dan lingkup
geografis cakupan pasar saat sekarang maupun waktu yang akan datang. Misi ini
bisa disebut sebagai filosofi bisnis yang mencakup penerapan teknik strategis
dan penggunaan perencanaan operasional dan komunikasi internal. Untuk mencapai
visinya, setiap pengusaha memerlukan misi dengan landasan keyakinan dan nilai-nilai
yang dijunjung tinggi. TUJUAN adalah suatu pencapaian yang lebih spesifik
mengenai kinerja.Setiap usaha yang dibentuk, pastinya memiliki tujuan. Dengan
adanya tujuan, akan menumbuhkan semangat dan etos kerja yang tinggi. Dengan
ditetapkannya tujuan perusahaan secara jelas, maka dalam bekerja, para
pengelola usaha akan memusatkan perhatiannya pada tujuan yang telah dirumuskan
terdahulu. Dalam menganalisis tujuan dari usaha, pengusaha dapat melengkapinya
dengan penjelasan tentang penjualan, dan profit margin. Yakinkan bahwa tujuan
tersebut konkret dan terukur. Tujuan harus menunjukkan tingkat penjualan dan
keuntungan, persentase gross margin, laju pertumbuhan, atau pangsa pasar yang
ingin diraih. Tujuan yang baik memiliki criteria-kriteria sebagai berikut :
a. Dapat Diukur (Measurable).
Tujuan harus dapat diukur. Untuk dapat mengukur ketercapaian tujuan,
sekurang-kurangnya terdapat satu indicator yang dapat dijadikan rujukan untuk
melihat kemajuan pencapaian tujuan.
b. Spesifik (Specific). Tujuan
secara spesifik harus menjelaskan apa yang ingin dicapai oleh perusahaan.
c. Sesuai (Appropriate). Tujuan
yang ingin dicapai perusahaan harus sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki
perusahaan, artinya tujuan yang ingin dicapai masih berada dalam lingkup misi
perusahaan.
d. Realistis (Realistic). Tujuan
yang dibuat oleh perusahaan harus dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya
organisasi yang dimiliki perusahaan. Pendek kata tujuan yang dibuat perusahaan
harus menantang namun tetap bisa dilaksanakan.
e. Tepat Waktu (Timely).
Perusahaan harus menetapkan secara spesifik berapa lama jangka waktu yang
dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bila jangka
waktu untuk pencapaian tujuan tidak ditetapkan secara spesifik, maka perusahaan
tidak akan memiliki kerangka waktu yang jelas bagi pencapaian tujuan tersebut,
sehingga pencapaiannya menjadi kabur.
5. Produk dan Jasa yang diproduksi atau
dipasarkan oleh perusahaan
Bagian ini menjelaskan secara terperinci produk atau jasa
yang akan dan telah dibuat serta cara membuatnya. Bagian ini juga mengemukakan
mengapa produk atau jasa tersebut memiliki nilai lebih dibandingkan
produk-produk lain yang sejenis dan kemungkinan tingkat
keberhasilannya.Jelaskan secara terperinci mengenai keunggulan produk dan jasa
yang kita hasilkan dari kacamata konsumen. Sukses suatu bisnis sangat
tergantung pada seberapa besar pemilik bisnis tersebut mengetahui apa yang
diharapkan konsumen. Antisipasi atas hal ini sangat membantu dalam menciptakan
kepuasan dan loyalitas konsumen.Selain itu hal ini juga membantu menciptakan
strategi untuk mengalahkan pesaing sehingga kita dapat mempertahankan loyalitas
konsumen setinggi mungkin.
Bagian ini menjelaskan secara terperinci mengenai :
a. Apa yang kita jual.
b. Apakah produk atau jasa yang kita
hasilkan memberikan banyak keuntungan kepada konsumen.
c. Produk atau jasa yang paling banyak
permintaannya atau produk atau jasa yang sudah jenuh di pasar.
d. Keunggulan produk atau jasa yang kita
jual.
6. Lokasi dari Bisnis yang Dijalankan
Lokasi bisnis yang kita jalankan memegang peranan yang sangat
penting bagi tingkat keberhasilan dan kegagalan produk atau jasa yang kita
tawarkan kepada konsumen. Keputusan pemilihan lokasi tersebut mengkin
berdasarkan kedekatan dengan konsumen atau dengan bahan baku. Yang terpenting
dari keputusan pemilihan lokasi ini adalah lokasi tersebut memiliki banyak
keunggulan, seperti kemudahan pencapaian dan keamanan. Penjelasan secara
terperinci meliputi :
a. Faktor-faktor yang diperlukan berkenaan
dengan lokasi yang dipilih.
b. Luas bangunan yang diperlukan.
c. Alasan mengapa lokasi tersebut
dipilih, misalnya karena berada di wilayah bergengsi, mudah dicapai, aman.
d. Keterangan tentang fasilitas yang ada
: apakah lokasi itu dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, seperti saluran
pembuangan, di pinggir jalan utama, dilalui oleh transportasi umum.
7. Analisis Terhadap Lingkungan
Eksternal Perusahaan
Kondisi lingkungan perusahaan dan persaingan mengharuskan
perusahaan untuk melakukan analisis lingkungan eksternal perusahaan bertujuan
untuk mengidentifikasi berbagai peluang (oppurtunities) dan ancaman (threats).Sebagaimana
telah disebutkan, analisis lingkungan eksternal perusahaan terutama bertujuan
untuk mengidentifikasi sejumlah peluang dan ancaman yang berada di lingkungan
eksternal perusahaan.Peluang (oppurtunities) merupakan tren positif yang
berada di lingkungan eksternal perusahaan dan apabila peluang tersebut
dieksploitasi oleh perusahaan maka peluang usaha tersebut berpotensi untuk
menghasilkan laba bagi perusahaan secara berkelanjutan. Adapun yang dimaksud ancaman
(threats) adalah berbagai tren negative yang terdapat di lingkungan
eksternal perusahaan dan apabila ancaman ini tidak diantisipasi dengan baik
oleh perusahaan maka ancaman tersebut berpotensi menimbulkan kerugian bagi
perusahaan. Perusahaan harus melakukan analisis lingkungan eksternal perusahaan
dengan tujuan untuk memperoleh potensi keuntungan dari peluang usaha dan
meminimalkan terjadinya risiko kerugian yang ditimbulkan oleh ancaman.
E. Strategi
yang Digunakan
1.
Diversifikasi Bisnis. Bagi yang baru mulai
bisnis, sebaiknya tidak langsung menjalankan strategi bisnis ini. Saya sarankan
lebih baik fokus terlebih dahulu pada bisnis yang sedang dibangun. Mengapa?
Sebab strategi ini tergolong beresiko tinggi. Melakukan diversifikasi bisnis,
berarti anda membangun sebuah produk baru untuk dilempar ke pasar (yang mungkin
juga baru). Jika tidak dibarengi kesiapan yang baik, melakukan diversifikasi
dapat menggoyahkan bisnis anda sebelumnya.
2.
Strategi menyerang. Strategi bisnis ini biasanya
dijalankan untuk memperbesar tingkat penguasaan pasar. Pada strategi ini.
biasanya promo besar-besaran dengan segala macam taktiknya dijalankan. Salah
satu contohnya seperti menghadirkan program yang menarik bagi konsumen.
3.
Mengembangkan pasar. Strategi yang ini relatif
lebih kalem. Karena dengan produk yang selama ini ada, pebisnis akan berupaya
untuk mengeksplorasi pasar yang selama ini digarapnya agar bisa lebih maksimal.
Strategi ini perlu kejelian dalam melihat pasar.
4.
Mengembangkan produk. Berkebalikan dengan
strategi bisnis mengembangkan pasar, strategi ini melempar sebuah produk baru
pada pasar yang selama ini digarap. Kelebihan strategi bisnis ini adalah karena
pasarnya telah dikenali, sedang tantangannya adalah bagaimana membuat produk
baru tersebut bisa diterima oleh pasar.
BAB III
LAPORAN
KEWIRAUSAHAAN
A. Laporan
Kegiatan
1. Persiapan
Sebelum menjalankan suatu bisnis,
pembuatan Time Schedule penting untuk dilakukan agar suatu bisnis dapat
berjalan sesuai dengan target yang direncanakan dan tepat waktu.
No.
|
Jenis
Kegiatan
|
Minggu
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
||
1.
|
Penentuan
produk yang akan dijual
|
||||||||
2.
|
Pembagian
jobdesk
|
||||||||
3.
|
Survei
bahan baku
|
||||||||
5.
|
Proses
produksi I
|
||||||||
6.
|
Penentuan
harga jual dan margin
|
||||||||
7.
|
Pemasaran
I
|
||||||||
8.
|
Menghadapi kendala
|
||||||||
9.
|
Proses
Produksi II
|
||||||||
10.
|
Penentuan
harga jual dan margin
|
||||||||
11.
|
Pemasaran
II
|
||||||||
12.
|
Penyusunan
laporan
|
Tabel 1 Time Schedule “Pentol Rainbow dan Si Ayam”
Tabel diatas merupakan time schedule berkaitan dengan
aktivitas-aktivitas yang telah kami lakukan selama 8 minggu. Dimulai dengan
penentuan produk yang akan dijual berupa olahan dari ayam dan tepung serta sayuran yang kami namakan “Si Ayam Sempol’.
Kami juga mengadakan penjajakan atau melakukan
survei bahan baku dan diperoleh harga bahan baku sebagai berikut :
1.
Rincian harga untuk produksi pertama Si Ayam
Sempol
·
Harga
ayam produksi pertama :
Rp 15.000
·
Harga sayur : Rp 2.000
·
Harga Tepung : Rp 10.000
·
Royco :
Rp 1.000
·
Harga Telur : Rp 6.000
·
Harga Tusuk : Rp 5.000
·
Harga Minyak : Rp 11.000
·
Harga Saos sambal : Rp
8.000
·
Harga Plastik :
Rp 2.000
Total Rp 60.000
2.
Rincian harga untuk produksi kedua Si Ayam
Sempol
·
Harga ayam produksi kedua : Rp 15.000
·
Harga sayur :
Rp 2.000
·
Harga Tepung :
Rp 10.000
·
Royco :
Rp 1.000
·
Harga Telur :
Rp 11.000
·
Harga Print Logo :
Rp. 2.000
Total Rp 41.000
2. Kegiatan Operasional
Perlu diketahui, usaha kami
menerapkan sistem by process, namun jika pelanggan ingin memesan
produk kami, kami juga menerima pesanan mereka. Awalnya kami ingin
menjual produk kami secara langsung, tetapi ternyata produk kami berubah keras
dan kurang enak dimakan jika tidak dalam keadaan hangat. Setelah itu kami melakukan proses produksi kami bisa berjalan setiap
minggunya, dan kami awalnya hanya berjualan di Sekolah SD dekat rumah atau
teman satu kos saja. Namun seiring berjalannya waktu kami juga berjualan
keliling didalam kampus Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya dan dengan
itu kami mulai menerima banyak pesanan.
3. Perkembangan
Setiap Minggu
3.1 Permasalahan-permasalahan
Permasalahan yang kami alami selama mengerjakan tugas
kewirausahaan ini pertama yaitu saat kita sebagai
mahasiswa masih memiliki tugas dan kesibukan lain di dalam kampus maupun di
luar kampus, dimana kita juga berkelompok yang pastinya memiliki kesibukan
masing-masing per anggota, disitulah muncul permasalahan yang paling mendasar
saat kami agak sulit untuk menyesuaikan waktu untuk memasarka produk kami.
Kedua yaitu konsisi pesaing, banyaknya peaing yang sama-sama bergerak dibidang
kuliner, terutamanya sesame mahasiswa yang juga banyak menjual produk kuliner
mereka di kawasan kampus, maka kami mencoba mengutamakan kepuasan konsumen dan
melayani konsumen dengan ramah dan santun. Ketiga, saat konsumen menawar harga
yang telah kami tetapkan sebelumnya dengan berbagai alasan yang diungkapkan
agar mendapat harga lebih murah. Keempat, kita tidak dapat menjual produk
terlalu banyak, karena keterbatasan produk yang jika disajikan dalam keadaan
dingin akan sedikit mengeras dan membuat produk kami sedikit kurang enak untuk
dinikmati.
3.2 Solusi
yang Telah Dilaksanakan
Dalam setiap permasalahan disitulah kita akan menemukan cara
pemecahan. Hal ini juga berlaku pada usaha yang kami rintis untuk tugas
kewirausahaan ini, dimana dengan permasalahan-permasalahan yang muncul selama
kami memasarkan produk kami, kami juga berpikir cara untuk mengatasinya agar
usaha kami ini dapat terus berjalan tanpa adanya kendala yang berat. Pertama,
untuk mengatasi kendala penyesuaian waktu antar anggota untuk dapat memasarkan
produk kami secara efektif, maka kelompok kami memilih cara untuk berkumpul
saat jeda jam mata kuliah dan mendiskusikan untuk memilih hari dimana dapat
berkumpul dan melakukan penjualan ataupun produksi. Namun, karena kesibukan
kami berbeda-beda, maka kesepakatannya yaitu kita akan membagi tugas untuk
produksi dan penjualan. Dihari yang sudah ditentukan untuk melakukan produksi,
kita menentukan siapa yang bisa ikut membantu dihari itu, lalu untuk penjualan
di hari berikutnya, kita menyerahkannya kepada anggota kelompok lain untuk
menjualnya dimana siapa yang bisa ikut juga dapat membantu. Biarpun terlihat
tidak terstruktur, tetapi dengan begitu kelompok kami semua dapat ikut serta
dalam produksi, pemasaran, dan penjualan produk kami. Kedua, untuk mengatasi
kendala banyaknya pesaing yang juga menjual produk kuliner di wilayah kampus,
kita lebih menghadapinya dengan tenang, karena produk yang kami tawarkan
berbeda dari produk yang dijual oleh produsen lain, dari situlah kami lebih
optimis untuk menghadapi pesaing dalam bidang yang sama. Harga yang kami
tawarkan pun dapat bersaing dari produsen yang lain, karena harga pokok produk
kami yang lebih rendah setelah kami melakukan survei singkat kepada
produsen-produsen lain. Jadi, kami dapat lebih percaya diri untuk bersaing
dengan produsen makanan lain di wilayah kampus. Ketiga, kendala yang kami
hadapi yaitu saat konsumen yang kebanyakan teman kampus kami menawar harga
produk makanan kami dengan harga yang lebih murah dan ingin diberikan bonus.
Dalam kedaan seperti itu kami saat menjualnya memberikan sedikit candaan dalam
penolakan kami agar tidak menyinggung perasaan konsumen yang membeli produk
kami. Keempat, kendala ini merupakan kendala yang cukup membuat kami bingung
untuk mencari solusi, dimana produk kami jika tidak disajikan hangat akan
sedikit mengeras saat digigit, itu dikarenakan bahan dasar produk kami yaitu
campuran dari ayam dan tepung terigu. Untuk itu kita mengambil keputusan untuk
tidak menjual produk kami terlalu banyak, jadi kami pun menerima pre-order atau
sesuai pesanan saja, kami tidak mau mengambil risiko terlalu besar, jadi kita
juga hanya menyediakaan produk lebih untuk kita jual diluar pesanan sedikit.
4. Kegiatan
Pasca Bisnis
Kegiatan yang dilakukan pasca bisnis oleh kelompok lima
yaitu direncanakan untuk melanjutkan bisnis sebagai tambahan pendapatan selagi
kuliah karena bisnis ini cukup menghasilkan laba yang lumayan untuk tambahan
pendapatan bagi mahasiswa cukup menjanjikan. Hal ini direncanakan karena dalam
bisnis siayam sempol ini pertama perencananan usaha dibuat berdasarkan tujuan
yang jelas bukan hanya untuk proses pembelajaran dalam hal berwirausaha,
memenuhi tugas kewirausahaan, dan juga sebagai sumber pendapatan tambahan,
kedua perencanaan usaha dibuat berdasarkan pemikiran yang masuk akal,
realistik, berorientasi masa depan serta didukung dengan fakta-fakta yang ada,
ketiga perencanaan usaha dibuat dan
dipersiapkan untuk tindakan berkelanjutan serta perkiraan-perkiraan tentang
kondisi dimasa datang, keempat perencanaan usaha dibuat sebagai persiapan yaitu
pedoman untuk tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan yang disesuaikan dengan
lingkungan bisnis yang dihadapi, dan kelima yaitu perencanaan usaha dibuat
sesederhana mungkin, rinci serta dapat dilaksanakan. Kelima perencanaan
tersebut digunakan sebagai dasar kelanjutan bisnis. Laba bisnis yang telah
diperoleh selanjutnya tidak dibagikan terlebih dahulu namun digunakan sebagai
kelanjutan usaha dari siayam sempol, dengan demikian bisnis dari siayam sempol
akan berkembang lebih luas dipasaran.
5. Laporan
Manajemen Pemasaran
Strategi promosi dan pemasaran
dalam kampus kami lakukan secara
langsung yaitu class to class dan non-class : menawarkan secara langsung produk
kami kepada calon pembeli di setiap kelas atau pembeli di luar kelas seperti
lobi kampus atau lorong kampus. Sebelumnya kami juga memberi beberapa tester
kepada calon pembeli dan kami juga menggunakan sistem order jika ada yang
berminat untuk memesan. Kami juga menawarkan produk kami di beberapa sekolah
dasar, karena produk kami memiliki target pasar mulai dari anak-anak, dewasa,
sampai orangtua. Selain itu, kami juga menawarkan produk kami via sosial media
seperti facebook dan instagram.
Beberapa strategi promosi dan
pemasaran yang kami lakukan mendapat respon yang baik dari calon pembeli. Untuk
setiap penjualan hasilnya terus bertambah, itu berarti minat pembeli cukup
baik. Dari sosial media facebook, produk kami juga mendapat respon yang baik
dengan adanya calon pembeli yang menanyakan perihal cara pemesanan untuk ke
luar provinsi. Namun saat ini kami belum dapat melayaninya, karena kami masih
harus mencari solusi bagaimana agar produk kami bisa tahan beberapa hari untuk
di kirim ke luar provinsi.
6. Laporan
Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber
daya manusia merupakan bagian penting dalam suatu organisasi khususya dalam
organisasi usaha. Di kelompok lima yang memproduksi siayam sempol ini sumber
daya yang ada dipimpin oleh salah satu anggota dari kelompok lima. Namun
sebelum langsung melaksanakan kegiatan usaha ini, kelompok lima melakukan
serangkaian pelatihan dalam hal produksi maupun penjualan. Sumber tenaga kerja
pada usaha ini merupakan penarikan dari anggota kelompok lima sendiri tanpa
melakukan perekrutan tenaga kerja dari luar. Pada usaha siayam sempol ini pada
setiap bagiannya dikerjakan sesuai dengan kemampuan anggota, yang mana
bagiannya terdiri atas pimpinan, produksi, penjualan, pemasaran, dan keuangan
yang lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut:

Jabatan
|
Tugas
|
Direktur Utama
|
1.
Mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan-kegiatan di bidang administrasi keuangan dan kepegawaian
2.
Mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan
3.
Merencanakan dan mengembangkan
sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan
4.
Mengendalikan uang pendapatan
5.
Memimpin rapat
|
Direktur Keuangan
|
1.
Mengawasi operasional mengenai
keuangan
2.
Melakukan pengecekan keuangan
3.
Mempertanggungjawabkan kegiatan yang
ada mengenai bagian keuangan
4.
Menetapkan prosedur dan membuat
laporan secara rinci tentang keuangan
5.
Bersama dengan manager lain maupu
menentukan harga jual siayam sempol
|
Manager Produksi
|
1.
Bersama-sama dengan bagian lain untuk
mengantisipasi dan mengatasi berbagai persoalan produksi
2.
Mengarahkan setiap bagian yang
ditunjuk oleh direktur utama
3.
Bersama-sama dengan manager lain
menangani masalah produksi
4.
Membeli bahan baku dan menyediakan
perlengkapan atau peralatan untuk produksi bersama dengan manager lain dan
direktur
5.
Memproduksi siayam sempol bersama
manager lain
|
Manager Pemasar
|
1.
Menetapkan prosedur operasional
informasi yang lebih efisien
2.
Melaporkan hasil kerja kepada
direktur utama secara berkala
3.
Membuat grup dan mempromosikan siayam
sempol di facebook dan instagram
|
Manager Penjualan
|
1.
Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
marketing plan
2.
Bertanggungjawab terhadap hasil
penjualan produk siayam sempol
3.
Bertanggungjawab terkait pengelolaan
penjualan
4.
Membuat perencanaan penjualan,
melaksanakannya dan membuat laporan penjualan
5.
Membina dan memelihara hubungan baik
dengan distributor maupun konsumen
|
Sesuai dengan
jabatan dan tugas yang telah dijelaskan diatas anggota kelompok lima yang
masing-masimg diberi tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya dilakukan
dengan baik dan dengan koordinasi yang sangat baik sehingga dapat memperoleh
hasil yang maksimal walaupun terdapat kendala-kendala yang tidak dapat diduga.
7. Laporan
Manajemen Keuangan
Menentukan harga jual dan margin
untuk produksi pertama Si Ayam Sempol.
Berikut rincian data yang diberikan :
1.
Biaya Bahan Baku
a.
Produksi Pertama
No
|
Jenis
|
Ukuran
|
Harga satuan
(Rp)
|
Jumlah
(Rp)
|
1
|
Daging ayam
|
½ kg
|
15.000
|
15.000
|
2
|
Tepung Kanji
|
¼ kg
|
3.000
|
3.000
|
3
|
Tepung Terigu
|
½ kg
|
7.000
|
7.000
|
4
|
Telu ayam
|
¼ kg
|
1.500/ butir
|
6.000
|
5
|
Royco
|
1 bungkus
|
1.000 / bungkus
|
1.000
|
6
|
Wortel
|
2 biji
|
500 / biji
|
1.000
|
7
|
Bayam
|
1 ikat
|
1.000 / 4 ikat
|
1.000
|
8
|
Saos sambal
|
2 bungkus
|
4.000 / bungkus
|
8.000
|
9
|
Tusuk
|
1 pack
|
5.000 / pack
|
5.000
|
10
|
Plastik
|
1 bungkus
|
2.000 / bungkus
|
2.000
|
11
|
Minyak Goreng
|
1 liter
|
11.000 / liter
|
11.000
|
Total
|
60.000
|


Biaya produksi @tusuk : Rp 512,8
Dibulatkan : Rp 500


Harga Jual per tusuk : Rp 1.000
b.
Produksi Kedua
No
|
Jenis
|
Ukuran
|
Harga satuan
(Rp)
|
Jumlah
(Rp)
|
1
|
Daging ayam
|
½ kg
|
15.000
|
15.000
|
2
|
Tepung Kanji
|
¼ kg
|
3.000
|
3.000
|
3
|
Tepung Terigu
|
½ kg
|
7.000
|
7.000
|
4
|
Telu ayam
|
½ kg
|
1.375/ butir
|
11.000
|
5
|
Royco
|
1 bungkus
|
1.000 / bungkus
|
1.000
|
6
|
Wortel
|
2 biji
|
500 / biji
|
1.000
|
7
|
Bayam
|
1 ikat
|
1.000 / 4 ikat
|
1.000
|
8
|
Print Logo
|
2 lembar
|
1.000 / lembar
|
2.000
|
Total
|
41.000
|


Biaya produksi @tusuk : Rp 455,5
Dibulatkan : Rp 450


Harga Jual per tusuk : Rp 1.000
2.
Laporan Keuangan
Penjualan produksi pertama 110 tusuk @Rp 1.000 : Rp 110.000
Karena 7 dari produksi pertama
dijadikan tester
Laporan Laba / Rugi
Penjualan Rp 110.000
Modal Rp 75.000
Pendapatan Rp
185.000
Pengeluaran (Rp 60.000)
Laba Rp.
125.000
Sisa Uang Modal (Rp 15.000)
Laba
Bersih Rp.
110.000
Penjualan produksi pertama 90 tusuk @Rp 1.000 : Rp 90.000
Laporan Laba / Rugi
Penjualan Rp 90.000
Sisa Modal Rp 15.000
Pendapatan Rp
105.000
Pengeluaran (Rp 41.000)
Laba Rp. 64.000
Laba dari produksi pertama dan
kedua sebesar : Rp 174.000
8. Laporan
Manajemen Produksi
Dari
kebijakan wirausaha kami bahwa produksi sempol dengan berjumlah 117 tusuk bahwa
komposisi bahannya yaitu memakai ayam ½ kg, tepung tapioka 250gram, tepung
biasa 500gram. Jika produksinya lebih dari 117 dan komposisi bahan bahan
tersebut masih imbang maka produksi pencetakannya tidak imbang dan jika kurang
maka kami selalu berusaha agar bahan yang telah dibuat harus menjadi 117 tusuk.
Kelemahan produksi kami yaitu, bagaimana caranya sempol ini saat sudah di
goreng dan dingin tidak keras untuk dimakan. Kendala kelompok kami dalam
produksi itu kemungkinan dari pengaruh air matang, karena adonan yang
seharusnya memakai air dingin maka kelompok kami memakai air panas.
B.
Kesimpulan
dan Saran
1.
Kesimpulan
Produksi sempol si ayam ini merupakan
jajanan yang menyehatkan bagi semua kalangan. Sempol si ayam merupakan jajanan
yang berada di malang akan tetapi tidak ada di surabaya. Maka dari itu kenapa
kelompok kami berinovasi membuat sempol, karena jika kita sedang ingin makan
sempol yang adanya di malang saja, maka kenapa kita harus jauh jauh ke malang
terlebih dahulu. Bikin inovasi yang jarang ditemuin pasti hal yang terunik dan
inovasi yang baru.
2.
Saran
Dari keselurahan sebenarnya baik, akan
tetapi kelemahan kami mungkin bisa diperbaiki agar pembeli selalu merasakan
jajanan yang murah, sehat dan enak sekaligus jarang ditemui di Surabaya.
Lampiran
1.
Dokumentasi Pihak Internal
No
|
Keterangan
|
Foto
|
1
|
Proses
Produksi Pertama
Lokasi
: Di Rumah Marissa
|
![]() |
2
|
Proses
Produksi Kedua
Lokasi
: Di Kos Rizka
|
![]() ![]() |
3
|
Proses
Pemasakan Sempol
|
![]() ![]() |
4
|
Proses
Pengemasan Sempol
|
![]() ![]() |
5
|
Proses
Promosi Sempol
|
![]() ![]() ![]() |
6
|
Proses
Pemasaran Sempol melalui Media Sosial
|
|
![]() ![]() ![]() |
||
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
2. Dokumentasi
Pihak Eksternal
No
|
Keterangan
|
Foto
|
1
|
Tester
|
![]() |
2
|
Pelanggan
Si Ayam Sempol
|
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
||
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Biaya
Bahan Baku untuk Meatball Rainbow
No
|
Jenis
|
Ukuran
|
Harga Satuan
(Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Daging
Sapi
|
|||
2
|
Daging
Ayam
|
|||
3
|
Tepung
Kanji
|
|||
4
|
Tepung
Terigu
|
|||
5
|
Jamur
|
|||
6
|
Cabai
|
|||
7
|
Wortel
|
|||
8
|
Bayam
|
|||
9
|
Keju
|
|||
10
|
Mika
kemasan
|
30 pack
|
300
|
9.000
|
11
|
Plastik
kemasan
|
1 pack
|
-
|
2.500
|
12
|
Saos
tomat
|
2 bks
|
-
|
5.000
|
13
|
Kecap
|
1 bks
|
-
|
9.000
|
14
|
Sambal
|
5.000
|
||
15
|
Tusuk
pentol
|
|||
16
|
Masako
|
2 bks
|
1.000
|
|
Sub Total
|
181.500
|
Produksi
dan Biaya Bahan Baku Meatball Rainbow
Produksi
tiap hari
|
250 biji
|
|
Produksi
tiap minggu (5 hari)
|
1250 biji
|
|
Biaya
Bahan Baku tiap hari
|
181.500
|
|
Biaya
Bahan Baku tiap minggu
|
907.500
|
|
Biaya
Bahan Baku tiap bulan (4 minggu)
|
3.630.000
|
|
Biaya Total Modal Kerja
|
3.630.000
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar