BAB 10
FUNGSI-FUNGSI DALAM
PERUSAHAAN
1.
PENGERTIAN STRATEGI PEMASARAN
Strategi
pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang
memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada
masing-masing tingkatan serta lokasinya.
Menurut
McDonald (2002:55), salah satu tujuan menetapkan strategi pemasaran
adalah agar perusahaan dapat memilih konsumen dan pasar yang hendak dimasuki.
Unsur utama dalam strategi adalah perusahaan, konsumen, produk/jasa, dan
pesaing. Untuk menghadapi persaingan, perusahaan perlu membangun keuntungan
bersaing yang sustainable. Sustainable yang dimaksud adalah
kelebihan sementara yang dimiliki perusahaan jika dibandingkan pesaing, di mana
kelebihan itu dapat diraih dengan berbagai cara, misalnya promosi penjualan
yang unik.
Strategi
pemasaran modern secara umum terdiri dari tiga tahap, yaitu: segmentasi pasar (segmenting),
penetapan pasar sasaran (targeting) dan penetapan posisi pasar (positioning).
2.
TAHAP
STRATEGI PEMASARAN MODERN
A.
SEGMENTASI
PASAR (Segmenting)
a.
Pengertian Segmentasi Pasar
Segmentasi
pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu
produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen (Kotler,
1997:73). Pada dasarnya segmentasi pasar adalah suatu strategi yang didasarkan
pada falsafah manajemen pemasaran yang orientasinya adalah konsumen. Dengan
melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah
dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif
dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Selain itu, dengan
melakukan segmentasi pasar, suatu perusahaan akan lebih mudah melayani berbagai
kebutuhan dan keinginan pasar tersebut.
b.
Dasar
Pembagian Pasar ( Dasar Segmentasi )
Dalam menyusun strategi segmentasi, langkah pertama yang
harus dilakukan adalah memilih dasar yang paling tepat untuk membagi pasar.
Sembilan kategori utama karakteristik konsumen yang menjadi dasar untuk
melakukan segmentasi adalah :
1. Segmentasi Geografis
Pada segmentasi geografis, pasar dibagi menurut tempat.
Teori dalam strategi ini adalah bahwa orang yang tinggal di daerah yang sama
memiliki kebutuhan dan keinginan yang serupa, dan bahwa kebutuhan dan keinginan
ini berbeda dari kebutuhan dan keinginan orang-orang yang tinggal di
daerah-daerah lain.
Sebagai contoh, penjualan produk makanan tertentu dan atau
bermacam-macam makanan lebih baik di satu daerah daripada di berbagai daerah
lain. Misalnya, nasi gudeg penjualan paling baik di Yogyakarta, sate ayam
penjualan paling baik di Madura, buah apel penjualan paling baik di Malang,
dll.
Segmentasi geografis merupakan strategi yang berguna bagi
banyak pelaku pemasaran. Menemukan berbagai perbedaan berdasarkan geografis
relative mudah untuk berbagai produk. Di samping itu, segmen-segmen geografis
dapat dicapai dengan mudah melalui media lokal, yang mencakup surat kabar, TV,
radio, dan majalah.
2. Segmentasi Demografis
Karakteristik demografis yang paling
sering digunakan sebagai dasar untuk segmentasi pasar antara lain :
v Usia
v Gender (Jenis kelamin)
v Status perkawinan
v Pendapatan, pendidikan, pekerjaan
dsb
Demografis membantu menemukan pasar target atau sasaran.
Informasi demografis merupakan cara yang paling efektif dari segi biaya dan
paling mudah diperoleh untuk mengenali target. Data-data demografis lebih mudah
diukur daripada berbagai variable segmentasi lain. Berbagai variable demografis
mengungkapkan kecenderungan yang memberikan isyarat berbagai peluang bisnis,
seperti pergeseran usia, jenis kelamin, dan distribusi penghasilan.
3. Segmentasi Psikologis
Karakteristik psikologis merujuk ke
sifat-sifat diri atau hakiki konsumen perorangan. Strategi segmentasi konsumen
sering didasarkan pada berbagai variable psikologis khusus. Misalnya, para
konsumen dapat dibagi menurut motivasi, kepribadian, persepsi, pengetahuan dan
sikap.
4. Segmentasi Psikografis
Bentuk riset konsumen terapan ini
biasa disebut analisis gaya hidup. Profil psikografis salah satu segmen
konsumen dapat dianggap sebagai gabungan berbagai kegiatan (activities), minat
(interests) dan pendapat (opinions) (AIO) konsumen dapat diukur. Dalam bentuk
yang paling umum, studi psikografis AIO menggunakan serangkaian pernyataan
(daftar pernyataan psikografis) yang dirancang untuk mengenali berbagai aspek
yang relevan mengenai kepribadian, motif membeli, minat, sikap, kepercayaan,
dan nilai-nilai konsumen.
5. Segmentasi Sosial Budaya
Berbagai variable sosiologis
(kelompok) dan antropologis (budaya) yaitu variable sosial budaya menjadi
dasar-dasar lebih lanjut bagi segmentasi pasar. Sebagai contoh, berbagai pasar
konsumen telah berhasil dibagi lagi menjadi berbagai segmen berdasarkan tahap
dalam siklus kehidupan keluarga, kelas sosial, nilai-nilai budaya inti,
keanggotaan subbudaya dan keanggotaan lintas budaya.
6. Segmentasi Terkait Pemakaian
Bentuk segmentasi ini sangat popular
dan efektif dalam menggolongkan konsumen menurut karakteristik produk, jasa,
atau pemakaian merek, seperti tingkat pemakaian, tingkat kesadaran, dan tingkat
kesetiaan terhadap merek. Segmentasi tingkat pemakaian membedakan antara
pemakai berat, pemakai menengah, pemakai ringan dan bukan pemakai produk, jasa
atau merek khusus.
7. Segmentasi Situasi Pemakaian
Para pemasar memfokuskan pada
situasi pemakaian sebagai variable segmentasi disebabkan oleh kesempatan atau
situasi sering menentukan apa yang akan dibeli atau dikonsumsi para konsumen.
8. Segmentasi Manfaat
Berubahnya gaya hidup memainkan
peran utama dalam menentukan manfaat produk yang penting bagi konsumen, dan
memberikan peluang bagi pemasar untuk memperkenalkan produk dan jasa baru.
Segmentasi manfaat dapat digunakan untuk mengatur posisi berbagai merek ke
dalam golongan produk yang sama.
9. Segmentasi Gabungan
Tiga pendekatan segmentasi gabungan
(hybrid segmentation approach) adalah :
a. Profil Psikografis-Demografis
Profil psikografis dan demografis
merupakan pendekatan yang saling melengkapi yang akan memberikan hasil maksimal
jika digunakan bersama.
b. Segmentasi Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan
pada pendapat bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain mungkin
mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup, dan kebiasaan konsumsi yang
sama.
c. VALS 2
VALS (Value, Attitude, and
Lifestyle/ Nilai, Sikap dan Gaya Hidup) merupakan sebuah metode segmentasi
pasar yang bersifat psychographic. Diciptakan pada tahun 1970 untuk menerangkan
dan memprediksi nilai dan gaya hidup serta konsumsi masyarakat Amerika Serikat.
Terdapat dua inventarisasi yang dikembangkan yaitu, VALS 1, yang didasarkan
pada teori motivasi Maslow dan pengembangan psikologi, sedangkan VALS 2
dikembangkan untuk mengukur pola pembelian konsumen. Hasil inventarisasi
pikografik dengan VALS 1 ini mendapatkan sejumlah kritik, yang kemudian SRI
diperbaharui melalui VALS 2. Tujuan dari VALS 2 adalah untuk mengidentifikasi
hubungan yang spesifik antar sikap konsumen ddan perilaku pembelian. Survey
yang dilakukan di Amerika untuk pasar konsumen dengan VALS 2 dikelompokan dan
dideskripsikan sebagai berikut :
v Actualizers
Kelompok ini mempunyai sumber daya
yang berlebih dengan berfokus pada prinsip dan tindakan. Aktif,
bertanggungjawab dalam mengekspresikan selera, berkarakter dan mandiri.
v Fulfilleds
Mempunyai sumber daya berlimpah
dengan berfokus pada prinsip Dewasa, bertanggungjawab, berpengetahuan luas yang
praktis.
v Believers
Mempunyai sumber daya yang lemah dan
berfokus pada prinsip. Bersifat tradisional dan materialistik, gaya hidupnya
mudah ditebak yang terikat pada keluarga dan gereja.
v Ahievers
Kelompok ini mempunyai sumber daya
berlebihan dan berfokus pada status. Individu yang berorientasi terhadap karir
ini sangat sukses, termasuk kurang berani mengambil risiko.
v Strivers
Kelompok ini memiliki sumber daya
yang lemah dan berfokus pada status. Cenderung impulsif dan mengikuti zaman.
v Experiencers
Kelompok ini mempunyai sumber daya
yang berlebihan dan berfokus pada tindakan. Masih muda dan antusias, menyukai
olahraga serta berani mengambil risiko.
v Makers
Memiliki sumber daya yang lemah dan
berfokus pada tindakan praktis. Konservatif, berfokus pada keluarga, yang
bekerja dengan tangannya.
v Strugglers
Kelompok ini umumnya miskin,
berpendidikan rendah, hanya memiliki sedikit sumber daya dan harus berfokus
pada hidup untuk sesaat. Sistem VALS secara lebih tegas memfokuskan pada usaha
menjelaskan perilaku membeli konsumen.
Tabel 1. Contoh-Contoh Kelompok Dari Segmentasai Pasar
SEGMENTASI
PASAR
|
VARIABLE
SEGMENTASI
|
SEGMENTASI
GEOGRAFIS
|
|
Wilayah
|
Jawa,
Sumatra, Kalimantan
|
Ukuran
Kota
|
Daerah
metropolitan, kota, desa
|
Kepadatan
Wilayah
|
Perkotaan,
pinggiran kota, pedesaan
|
Iklim
|
Panas,
Hujan, Lembab
|
SEGMENTASI
DEMOGRAFIS
|
|
Umur
|
Dibawah
11, 12-17, 18-34, 35-49, 50-64, 65-74, 75-99, 100+
|
Jenis
Kelamin
|
Laki-laki,
Perempuan
|
Status
|
Belum
menikah, sudah menikah, bercerai, tinggal bersama, janda
|
Pendidikan
|
Pelajar,
lulusan SMA, mahasiswa, lulusan perguruan tinggi, pascasarjana
|
Pekerjaan
|
Professional,
pekerja kasar, pegawai kantoran, petani, anggota militer
|
SEGMENTASI
PSIKOLOGIS
|
|
Kebutuhan
|
Tempat
berlindung, keselamatan, keamanan, rasa kasih sayang, harga diri
|
Kepribadian
|
Ekstrovert, intovert, agresif, pencari hal baru, kurang
peka
|
Persepsi
|
Beresiko
rendah, beresiko sedang, beresiko tinggi
|
Pembelajaran
|
Keterlibatan
tinggi, keterlibatan rendah
|
Sikap/Perilaku
|
Baik
(positif) , buruk (negatif)
|
SEGMENTASI
PSIKOGRAFIS
|
|
Lifesyle
|
Economic
minded, outdoors
|
SEGMENTASI
SOSIAL BUDAYA
|
|
Kebudayaan
|
American,
Chinese
|
Agama
|
Katolik,
Protestan, Islam, Hindu, Budha
|
Etnik
|
Jawa,
Sunda
|
Kelas
Sosial
|
Bawah,
menengah keatas, atas
|
Siklus
Kehidupan Keluarga
|
Bujangan,
menikah
|
c.
Mensegmentasi
Pasar Industri
Pembeli di pasar industri dapat disegmentasikan secara
geografis atau menurut manfaat yang dicari, status pengguna, tingkat
penggunaan, dan status loyalitas. Dalam industri terpilih sebuah perusahaan
dapat mensegmentasi lebih lanjut berdasarkan ukuran pelanggan atau lokasi
geografik.
d.
Mensegmentasi
Pasar Internasional
Hanya sedikit perusahaan mempunyai sumber dayaatau bersedia
beroperasi di semua negara yang ada diseluruh dunia. Beroperasi di banyak
negara menghadirkan banyak tantangan baru. Satu negara dengan negara lain
berbeda bahkan yang letaknya berdekatan dapat berlainan dalam susunan ekonomi,
budaya dan politiknya sehingga perusahaan internasional perlu mengelompokan
pasar dunia menjadi segmen dengan kebutuhan dan perilaku yang khas.
Perusahaan dapat mensegmentasi pasar internasional dengan
menggunakan satu variabel atau suatu kombinasi dari beberapa variabel.
Segmentasi dapat dilakukan berdasarkan lokasi geografik, mengelompokan negara
berdasarkan wilayah seperti Eropa Barat, sekitar Pasifik dan sebagainya.
Segmentasi geografik menganggap bahwa bangsa yang hidup berdampingan mempunyai
sifat dan perilaku yang sama. Pasar dunia dapat disegmentasi berdasarkan faktor
– faktor ekonomi, misalnya berdasarkan tingkat pendapatan atau tingkat
perkembangan ekonomi negara yang bersangkutan. Selain itu segmentasi dapat juga
berdasarkan faktor – faktor politik dan peraturan seperti tipe dan stabilitas
pemerintah, penerimaan terhadap perusahaan asing, peraturan moneter dan jumlah
birokrasi. Faktor – faktor budaya juga dapat digunakan untuk
mensegmentasi pasar misal bahasa, agama, nilai – nilai, sikap, kebiasaan dan
perilaku. Mensegmentasi pasar internasional berdasarkan faktor – faktor
geografi, ekonomi, politik, budaya dan sebagainya menganggap bahwa segmen
tersebut terdiri dari kumpulan negara. Akan tetapi, banyak perusahaan
menggunakan pendekatan yang berbeda, yaitu yang disebut segmentasi antar pasar.
Dengan menggunakan pendekatan ini perusahaan membentuk segmen konsumen yang
mempunyai kebutuhan dan perilaku membeli yang sama walaupun mereka berada di
negara yang berbeda.
e.
Syarat
Segmentasi yang Efektif
Dalam melakukan segmentasi perusahaan perlu memperhatikan
efektifitas segmentasi tersebut. Agar dapat berguna secara maksimal, maka
setiap segmen pasar harus menunjukan lima karakteristik :
- Dapat diukur ( Measurabel
) Ukuran, daya beli, dan profil pasar harus dapat diukur dengan tingkat
tertentu.
- Dapat dijangkau ( Accessible )
Segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
- Cukup besart (
Substantial ) Segmentasi pasar cukup besar atau cukup memberi laba yang
dapat diloyani. Suatu segmen merupakan kelompok homogenyang cukup bernilai
untuk dilayani oleh progam pemasaran yang sesuai.
- Dapat dibedakan (
Differentiabel ) Differentiabel berarti segmen tersebut dapat dibedakan
dengan jelas.
- Dapat dilaksanakan ( Actionable
) Actionable berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan
sumber daya yang dimiliki perusahaan.
f.
Evaluasi
Segmen Pasar
Perusahaan harus mengevaluasi berbagai segmen dan memutuskan
berapa banyak dan segmen mana yang akan dijadikan sasaran. Dalam mengevaluasi
segmen pasar yang berbeda sebuah perusahaan harus memperhatikan tiga faktor,
yaitu :
- Ukuran dan pertumbuhan segmen
Apakah segmen potensial memiliki karakteristik, ukuran dan
pertumbuhan yang tepat. Perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisa data
mengenai tingkat penjualan saat ini, tingkat pertumbuhannya dan kemampuannya
memperoleh laba yang diharapkan beberapa segmen. Perusahaan akan tertarik pada
segmen yang mempunyai ukuran dan karakteristik pertumbuhan yang tepat dan ini
merupakan hal yang relatif.
2. Daya tarik struktural segmen
Perusahaan harus meneliti beberapa faktor struktural utama
yang mempengaruhi daya tarik segmen dalam jangka panjang. Misalnya suatu segmen
tidak akan menarik bila sudah dimasuki oleh pesaing yang kuat dan agresif,
banyak produk pengganti yang potensial, kekuatan tawar menawar pembeli besar
terhadap penjual serta pemasok yang kuat yang dapat mengendalikan harga atau
mengurangi mutu atau juimlah barang dan jasa yang dipesan.
3. Sasaran dan sumber daya perusahaan
Bila suatu segmen cocok dengan sasaran perusahaan,
selanjutnya perusahaan harus memastikan apakah mempunyai ketrampilan dan sumber
daya yang dibutuhkan untuk sukses dalam segmen tadi. Dan perusahaan dituntut
mempunyai ketrampilan dan sumber daya yang lebih baik dari pada pesaingnya.
g.
Menyeleksi
Segmen Pasar
Setelah mengavaluasi segmen pasar, perusahaan memutuskan
segmen mana dan beberapa segmen yang akan dilayani. Ini merupakan seleksi pasar
sasaran yaitu kumpulan pembeli dengan kebutuhan atau karakteristik sama yang
akan dilayani perusahaan. Ada tiga strategi cakupan pasar yang dapat digunakan,
yaitu
- Pemasaran tanpa pembedaan
Dengan menggunakan strategi tanpa pembedaan, sebuah
perusahaan dapat memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen pasar dan
menawarkan satu macam produk ke seluruh pasar. Tawaran itu akan berfokus pada
apa yang serupa bukannya pada apa yang berbeda. Perusahaan merancang suatu
produk dan progam pemasaran yang ditujukan pada jumlah pembeli yang paling
besar. Perusahaan mengandalkan distribusi massal dan iklan massa, serta
keinginan menanamkan citra superior dalam benak konsumen mengenai
produknya.
2. Pemasaran dengan pembedaan
Dengan menggunakan strategi pemasaran dengan pembedaan
sebuah perusahaan memutuskan untuk memilih beberapa segmen pasar dan merancang
barang yang berbeda untuk masing – masing segmen. Dengan menawarkan variasi
produk di pasar, perusahaan berharap menjual lebih banyak dan memperoleh posisi
lebih kuat dalam setiap segmen. Perusahaan juga mengharapkan pembelian yang
lebih loyal karena menawarkan barang yang lebih cocok dengan keinginan
konsumen.
3. Pemasaran terkonsentrasi
Strategi pemasaran terkonsentrasi menarik apabila
sumber daya perusahaan terbatas. Strategi pemasaran terkonsentrasi merupakan
srtategi peliputan dasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk mencari
pangsa pasar besar dalam satu atau beberapa sub pasar. Pemasaran terkonsentrasi
menawarkan cara yang baik sekali sekali bagi perusahaan kecil untuk memperoleh
pijakan dalam menghadapi pesaing yang jauh lebih banyak mempunyai sumber daya.
Banyak strategi yang harus dipertimbangkan dalam memilih
strategi cakupan pasar, yaitu :
- Sumber daya perusahaan
- Varibilitas produk
- Daur hidup produk
- Varibilitas pasar
- Strategi pemasaran pesaing
h.
Manfaat
Segmentasi Pasar
Pertama, segmentasi memungkin perusahaan untuk lebih fokus dalam
mengalokasikan sumber daya. Dengan membagi pasar menjadi segmen-segmen akan
memberikan gambaran bagi perusahaan untuk menetapkan segmen mana yang akan
dilayani. Selain itu segmentasi memungkin perusahaan mendapatkan gambaran yang
lebih jelas mengenai peta kompetisi serta menentukan posisi pasar perusahaan.
Kedua, segmentasi merupakan dasar untuk menentukan
komponen-komponen strategi. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target
market akan memberikan acuan dalam penentuan positioning.
Ketiga, segmentasi merupakan faktor kunci untuk mengalahkan
pesaing, dengan memandang pasar dari sudut yang unik dan cara yang berbeda dari
yang dilakukan pesaing.
i.
Pola
– pola Segmentasi Pasar
Para pembeli mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik,
sehingga berpotensi menjadi sebuah pasar tersendiri . Idealnya seseorang
penjual dapat merancang sebuah progam pemasaran tersendiri bagi setiap pembeli,
akan tetapi kebanyakan perusahaan tidak merasakan manfaat yang cukup berarti
dari segmentasi yang sempurna, karena terlalu membebami perusahaan untuk
menyesuaikan penawaran mereka setiap saat. Sebagai gantinya penjual mengidentifikasi
kelas – kelas pembeli yang luas yang berbeda dalam persyaratan membeli
dan atau tanggapan – tanggapan pemasarannya.
Tiga
pola identifikasi pemilahan pasar ( Segmentasi Pasar )
- Preferensi Homogen
Menunjukan sebuah pasar dimna konsumen secara umum punya
kesukaan yang sama. Pasarnya menunjukan tiada segmen, hanya kedua atribut yang
diperhatikan. Kita akan meramalkan bahwa merk – merk yang ada akan serupa dan
terletak pada pusat kesukaan ( preferensi ).
- Preferensi Tersebar ( Diffused
)
Pada
sisi yang lain kesukaan konsumen mungkin tersebar di seluruh tempat, bervariasi
dalam kesukaan mereka. Bila suatu merk memasuki pasar kemungkinan ia akan
ditempatkan ditengah meminimumkan jumlah total ketidakpuasan konsumen. Pesaing
baru dapat menempatkan diri dekat dengan merk pertama dan berjuang untuk
memperoleh pangsa pasar.
2. Preferensi
Mengelompok ( Clustered )
Pasar mungkin menimbulkan kelompok – kelompok
kesukaan berbeda disebut segmen pasar yang alami.
Perusahaan pertama dalam pasar ini punya tiga pilihan
menempatkan diri di tengah dengan berharap dapat menarik semua kelompok (
pemasaran yang tidak berbeda / undifferentiated ), menempatkan diri pada segmen
terbesar atau pemasaran terkonsentrasi, atau mungkin mengembangkan beberapa
merk masing – masing ditempatkan pada segmen yang berbeda ( differentiated ).
j.
Prosedur
Dan Proses Segmentasi Pasar
Ada tiga tahap yang harus dilakukan dalam segmentasi pasar
(Kotler,2003) yaitu:
1. Survey Stage
Survey Stage merupakan tahap melakukan eksplorasi baik
melalui focus group discussion atau dengan wawancara terhadap beberapa kelompok
konsumen untuk memperoleh keterangan mengenai motivasi, sikap dan perilaku
mahasiswa Program Magister Manajemen (MM) . Dengan adanya gambaran awal tentang
preferensi konsumen peneliti dapat menggali lebih lanjut dengan menggunakan
kuesioner.
2. Analysis Stage
Analysis Stage merupakan tahap analisis terhadap informasi
yang telah diperoleh melalui survey. Analisis dapat dilakukan dengan menerapkan
analisis faktor untuk menelaah variabel-variabel mana yang berkolerasi tinggi
kemudian menerapkan analisis cluster untuk menciptakan atau mengetahui
kelompok-kelompok pasar yang secara signifikan memiliki perbedaan
karakteristik.
3. Profiling Stage
Profiling Stage merupakan tahap untuk mengidentifikasi
frofil masing-masing cluster yang terbentuk. Dengan ini akan teridentifikasi
perbedaan masing-masing cluster berdasarkan sikap dan perilaku, demografi,
psikografi, manfaat atau value yang diharapkan dari sebuah program MM, kemudian
masing-masing cluster diberi nama berdasarkan karakteristik yang menonjol
(Fanggidae, 2006).
B.
TARGETING
a.
Pengertian
targeting
Definisi targeting menurut Keegan
& Green (2008) adalah
proses pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada suatu
negara,prpinsi,atau sekelompok orang yang memliki potensi untuk memberikan
respon. Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2008) adalah sekelompok
pembeli (buyers) yang memiliki kebutuhan atau karakteristik yang sama yang
menjadi tujuan promosi perusahaan.
Dari kedua definisi tersebut targeting merupakan sebuah
proses yang sangat penting karena akan menentukan siapa yang akan membeli
produk dari perusahaan.
Targeting
adalah membidik target market yang telah kita pilih dalam analisa
segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian program pemasaran yang
dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak kita tuju.
b. Jenis- Jenis Targeting
Menurt
Kotler dan Keller (2008:95), jenis-jenis targeting sebagai
berikut:
a. Single
segment concentration, yaitu perusahaan menawarkan satu produk untuk satu
segmen pasar.
b. Selective
specialization, yaitu perusahaan menawarkan produk yang berbeda-beda untuk
setiap segmen pasar.
c. Product
specialization, yaitu perusahaan menawarkan satu produk untuk semua segmen
pasar.
d. Market
specialization, yaitu perusahaan menawarkan semua jenis produk ke satu
segmen pasar.
e. Full
market coverage, yaitu perusahaan menawarkan semua jenis produk ke semua
segmen pasar.
c.
Empat strategi peliputan pasar
Menurut Solomon dan Elnora
(2003:232), Target market ialah ”Group that a firm selects to turn into
customers as a result of segmentation and targeting”.
Setelah pasar dibagi-bagi dalam segmen-segmen, maka perusahaan harus memutuskan suatu strategi target market.
Setelah pasar dibagi-bagi dalam segmen-segmen, maka perusahaan harus memutuskan suatu strategi target market.
Perusahaan dapat memilih dari
empat strategi peliputan pasar:
1. Undifferentiated targeting
strategy, strategi ini menganggap suatu pasar sebagai satu pasar besar dengan
kebutuhan yang serupa, sehingga hanya ada satu bauran pemasaran yang digunakan
untuk melayani semua pasar. Perusahaan mengandalkan produksi, distribusi, dan
periklanan massa guna menciptakan citra superior di mata sebagian besar
konsumen.
2. Differentiated targeting
strategy, perusahaan menghasilkan beberapa produk yang memiliki karakteritik
yang berbeda. Konsumen membutuhkan variasi dan perubahan sehingga perusahaan
berusaha untuk menawarkan berbagai macam produk yang bisa memenuhi variasi
kebutuhan tersebut.
3. Concentrated targeting
strategy, perusahaan lebih memfokuskan menawarkan beberapa produk pada satu
segmen yang dianggap paling potensial.
4. Custom targeting strategy,
lebih mengarah kepada pendekatan terhadap konsumen secara individual.
d.
Langkah dalam mengembangkan targeting
Langkah dalam mengembangkan
targeting yaitu:
a. Mengevaluasi daya tarik
masing-masing segmen dengan menggunakan variable-variabel yang dapat
mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani
setiap segmen, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang
pasar sasaran.
b. Memilih satu atau lebih
segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan
kesesuaiannya dengan strategi korporat perusahaan.
e. Keuntungan melakukan targeting
§
Perusahaan dapt memfokuskan sumber daya yang
dimilikinya terhadap segmen pasar yang paling menguntungkan.
§
Perusahaan dapat melakukan focus dalam
menganalisa kompetitornya
§
Meningkatkan tingkat komunikasi antara penjual
dan pembeli
§
Perusahaan dapat focus terhadap segmen pasar
yang paling dimengerti oleh perusahaan.
C.
PENETAPAN POSISI PASAR (POSITIONING)
a. Pengertian
Positioning
Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra
perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada
dalam benak pelanggan sasarannya (Kotler, 1997:85). Positioning merupakan
elemen yang sangat utama dalam suatu strategi pemasaran. Sebuah perusahaan
dapat menentukan posisinya melalui persepsi pelanggan terhadap produknya dan
produk pesaingnya sehingga akan dihasilkan peta persepsi.
b. Jenis-Jenis Positioning
Menurut
Aaker dan Shansby (1982), strategi positioning dibedakan
menjadi enam, yaitu:
1. Positioning
berdasarkan atribut dan manfaat produk, yaitu menetapkan merek yang berbeda
dari persaing pada karakteristik atau manfaat yang ditawarkan. Dengan kata
lain, strategi positioning ini mengasosiasikan produk dengan suatu
atribut, fitur produk, dan fitur konsumen. Contohnya Volvo menekankan pada
kenyamanan dan daya tahan, dengan menunjukkan iklan tes kecelakaan dan
menampilkan data statistik mengenai umur daya tahan penggunaan Volvo.
2. Positioning
berdasarkan harga/kualitas, yaitu menggunakan karakteristik harga/kualitas
untuk memposisikan merek. Salah satu cara perusahaan menggunakan strategi positioning
ini adalah dengan menggunakan iklan yang merefleksikan bahwa mereknya
memiliki image yang berkualitas tinggi. Selain itu, perusahaan juga
dapat fokus pada kualitas atau nilai yang ditawarkan oleh merek pada harga yang
sangat kompetitif. Contohnya notebook Toshiba dipromosikan melalui iklan
TV sehingga image terhadap notebook Toshiba adalah notebook yang
berkualitas tinggi.
3. Positioning
berdasarkan penggunaan atau aplikasi, yaitu dengan mengkomunikasikan image
atau posisi tertentu dari merek, dengan mengasosiasikannya terhadap
penggunaan atau aplikasi tertentu. Contohnya margarin Simas diposisikan sebagai
margarin untuk memasak, bukan untuk roti.
4. Positioning
berdasarkan kelas produk, yaitu produk diposisikan dengan kelas produknya.
Contohnya Aqua memiliki positioning air mineral. Namun, sering kali
persaingan produk datang dari kelas produk yang berbeda dan perusahaan
menetapkan positioning produknya berdasarkan produk lain di luar kelas
produknya. Contohnya perusahaan CD musik harus bersaing dengan perusahaan MP3 player.
5. Positioning
berdasarkan pengguna produk, yaitu menetapkan posisi suatu produk dengan
mengasosiasikannya terhadap kelas pengguna atau kelompok tertentu. Contohnya
susu Dancow diposisikan sebagai susu untuk Balita.
6. Positioning
berdasarkan pesaing. Pesaing mungkin menjadi penting untuk dijadikan dasar
strategi positioning terhadap produk dan jasa perusahaan. Pendekatan ini
mirip dengan positioning kelas produk, tetapi pendekatan ini melibatkan
pesaing pada kategori produk yang sama. Contohnya iklan Burger King
mengkomunikasikan bahwa burger McDonald memiliki beef yang sedikit dan
rasanya tidak seenak Burger King karena produk McD tidak dipanggang.
c. Langkah- langkah melakukan Positioning
Dalam
menentukan strategi positioning, Belch (2007:65) mengemukakan ada enam
langkah yang harus dilakukan, yaitu :
1. Identifikasi
para pesaing
Proses
ini membutuhkan pemikiran yang luas. Pesaing tidak hanya ada pada kelas produk
yang sama dengan poduk perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan juga harus
mengidentifikasi pesaing di luar kelas produknya.
2. Riset persepsi
konsumen
Ketika
perusahaan mendefinisikan persaingan, perusahaan harus menentukan bagaimana
persepsi konsumen terhadap persaingan dan harus memikirkan atribut apa saja
yang dinilai penting oleh konsumen ketika konsumen mengevaluasi produk dan/atau
merek.
3. Menentukan
posisi pesaing
Setelah
mengidentifikasi atribut apa yang penting bagi konsumen, kita harus menentukan
bagaimana tiap pesaing (termasuk atribut yang dimiliki produk kita) diposisikan
terhadap atribut tersebut dan membandingkan antara pesaing satu dengan yang
lain. Untuk melakukan hal ini, perlu mengadakan riset konsumen.
4. Menganalisis
preferensi konsumen
Mengetahui
posisi yang dikehendaki oleh konsumen terhadap suatu produk. Pada tahap ini
produsen perlu mengkaji kembali apakah masih ada celah yang tersisa dalam pasar
yang mencermikan permintaan potensial.
5. Membuat
keputusan positioning
Dalam
membuat keputusan positioning, manajer pemasaran harus membuat keputusan
yang subjektif karena keputusan tidak selalu jelas dan terdefinisikan dengan
baik serta penelitian hanya memberikan masukan yang terbatas.
6. Memantau posisi
Setiap
posisi yang dibangun, tentunya perusahaan menginginkan untuk memantau bagaimana
posisi itu dipelihara di pasar.
d. Kesalahan dalam Positioning
Menurut Kotler dan Keller (2008:110)
kesalahan dalam positioning dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :
1. Underpositioning
Penentuan
posisi yang kurang sehingga konsumen tidak melihat sesuatu yang khusus dan
melihat merek tersebut hanya sebagai pemain baru yang masuk ke pasar yang sudah
jenuh.
2. Overpositioning
Positioning
yang dilakukan perusahaan terlalu berlebihan sehingga konsumen memiliki
gambaran yang terlalu sempit atas citra sebuah merek.
3. Confused
positioning
Konsumen
memiliki suatu citra yang membingungkan terhadap suatu merek karena perusahaan
terlalu banyak membuat pernyataan atau terlalu sering mengubah positioning suatu
merek.
4. Doubtful positioning
Konsumen
merasa sulit untuk percaya atas pernyataan suatu merek karena aspek fitur-fitur
produk tersebut meragukan, termasuk harga atau perusahaannya.
D.
BAURAN
PEMASARAN ( MARKETING- MIX )
Banyak diantara kita mungkin tidak menyadari bahwa setiap
produk yang kita beli atau konsumsi sebenarnya menjalani proses penciptaan yang
rumit hingga menjadi suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
kita. Membutuhkan biaya hingga menjadi produk yang dibutuhkan konsumen,
memerlukan komunikasi dari produsennya hingga kita mengetahui bahkan
mengkonsumsinya, dan mungkin juga menjalani perjalanan panjang hingga akhirnya
ada di tangan kita.
Kombinasi variabel atau kegiatan
memasarkan itulah yang merupakan inti dari sistem pemasaran. Sedikitnya ada 4
aktivitas pemasaran dan disebut dengan “Bauran Pemasaran” atau “Marketing
Mix”.
Beragam definisi atau pengertian “Bauran Pemasaran” atau “Marketing
Mix” disampaikan pakar marketing namun secara umum dapat disampaikan adalah
kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang
digunakan oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar
sasaran. Jadi, bauran pemasaran terdiri dari himpunan variabel yang dapat
dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan
konsumen dalam pasar sasarannya.
Bauran
pemasaran terdiri dari 4 komponen, yaitu :
a. Product (The Services)
Produk jasa merupakan produk yang dapat memberikan manfaat,
memenuhi kebutuhan konsumen, dan dapat memuaskan konsumen. Sesungguhnya
pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dari sesuatu
yang ditawarkan. Pengertian yang ditawarkan menunjukkan sejumlah manfaat yang
didapat oleh konsumen, baik barang atau jasa maupun kombinasinya.
b. Price
Definisi harga menurut
Philip Kotler adalah : “price is the amount of money charged for a product or
service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers
exchange for the benefits of having or using the product or service”. Harga
adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara
lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk
mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.
Sedangkan Stanton
mendefinisikan harga: “Price is the amount of money and or goods needed to
acquire some combination of another goods and its companying services”.
Pengertian di atas mengandung arti bahwa harga adalah sejumlah uang dan atau
barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang
disertai dengan pemberian jasa. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran
yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu
tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga
merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.
Perusahaan menetapkan
suatu harga dengan melakukan pendekatan penetapan harga secara umum yang
meliputi satu atau lebih diantara tiga perangkat perimbangan berikut ini yakni:
1. Cost-Based Pricing
(Penetapan harga berdasarkan biaya)
(a) Cost-Plus-Pricing
(Penetapan harga biaya plus)
Metode ini merupakan metode penelitian harga
yang paling sederhana, dimana metode ini menambah standar mark-up terhadap
biaya produk.
(b) Break Even Analysis and Target Profit
Pricing (Analisis peluang pokok dan penetapan harga laba sasaran).
Suatu metode yang digunakan perusahaan untuk
menetapkan harga apakah akan break even atau membuat target laba yang akan
dicari.
2.
Value-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan nilai)
Metode ini menggunakan satu persepsi nilai
dari pembeli (bukan dari biaya penjualan) untuk menetapkan suatu harga.
3. Competition-Based Pricing (Penetapan
harga berdasarkan persaingan)
(a) Going-rate Pricing (Penetapan harga
berdasarkan harga yang berlaku)
Perusahaan mendasarkan harganya pada harga pesaing dan kurang memperhatikan biaya dan permintaannya. Perusahaan dapat mengenakan harga yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dan pesaing utamanya.
(b) Scaled-Bid Pricing (Penetapan harga penawaran tertutup)
Perusahaan menetapkan pesaing dan bukan berdasarkan hubungan yang kaku atas biaya atau permintaan perusahaan.
Perusahaan mendasarkan harganya pada harga pesaing dan kurang memperhatikan biaya dan permintaannya. Perusahaan dapat mengenakan harga yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dan pesaing utamanya.
(b) Scaled-Bid Pricing (Penetapan harga penawaran tertutup)
Perusahaan menetapkan pesaing dan bukan berdasarkan hubungan yang kaku atas biaya atau permintaan perusahaan.
c. Place
Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu
keuntungan bagi perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen, namun
sekaligus juga menjadikan biaya rental atau investasi tempat menjadi semakin
mahal. Tingginya biaya lokasi tersebut dapat terkompensasi dengan reducing
biaya marketing, sebaliknya lokasi yang kurang strategis akan membutuhkan biaya
marketing lebih mahal untuk menarik konsumen agar berkunjung. Dekorasi dan
desain sering menjadi daya tarik tersendiri bagi para target konsumen. Kondisi
bangunan juga menjadi persyaratan yang memberikan kenyamanan.
d.
Promotion
Definisi menurut Stanton adalah :“Promotion mix is the
combination of operasional selling, sales person, public relation. These are
the promotional tools that help an organization to achieve its marketing
objective”. Sedangkan menurut Kotler yang dimaksud dengan promosi adalah :
“Promotion includes all the activities the company undertakes to communicate
and promote its product the target market”.
Menurut Philip Kotler promotion tools didefinisikan sebagai
berikut :
1. Advertising (Periklanan)
1. Advertising (Periklanan)
Suatu promosi barang atau jasa yang sifatnya non personal
dilakukan oleh sponsor yang diketahui.
2.
Personal selling (Penjualan perorangan)
Penjualan perorangan yang dilakukan oleh para wiraniaga yang
mencoba dan membujuk untuk melakukan penjualan sekaligus.
1.
Sales promotion (Promosi penjualan)
Suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan
konsumen yang bersedia membeli produk atau jasa suatu perusahaan.
2.
Public relation (Publisitas)
Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung dimana
produk atau jasa suatu perusahaan disebarluaskan oleh media komunikasi.
Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam
aplikasinya menggunakan teknik, dibawah pengendalian penjual/produsen, yang
dapat mengkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang produk yang
ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui pihak
yang dapat mempengaruhi pembelian. Tujuan kegiatan promosi antara lain :
·
Mengidentifikasi
dan menarik konsumen baru
·
Mengkomunikasikan
produk baru
·
Meningkatkan
jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal secara luas
·
Menginformasikan
kepada konsumen tentang peningkatan kualitas produk
·
Mengajak
konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk
·
Memotivasi
konsumen agar memilih atau membeli suatu produk.
Namun dalam pengembangannya 4 komponen Bauran Pemasaran
(marketing mix) mengalami perkembangan. Pakar marketing yaitu Lovelock
dan Wright mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix) menjadi integrated
service management dengan menggunakan pendekatan 8Ps, yaitu: product
elements, place, cyberspace, and time, promotion and education, price and other
user outlays, process, productivity and quality, people, and physical evidence.
- Product
elements
adalah semua komponen dari kinerja layanan yang menciptakan nilai bagi
pelanggan.
- Place,
cyberspace,
and time adalah keputusan manajemen mengenai kapan, dimana, dan bagaimana
menyajikan layanan yang baik kepada pelanggan.
- Promotion
and education
adalah semua aktivitas komunikasi dan perancangan insentif untuk membangun
persepsi pelanggan yang dikehendaki perusahaan atas layanan spesifik yang
perusahaan berikan.
- Price
and other user outlays
adalah pengeluaran uang, waktu, dan usaha yang pelanggan korbankan dalam
membeli dan mengkonsumi produk dan layanan yang perusahaan tawarkan atau
sajikan.
- Process adalah suatu metode pengoperasian atau
serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan
yang baik kepada pelanggan
- Productivity and quality, produktivitas
adalah sejauhmana efisiensi masukan-masukan layanan ditransformasikan ke
dalam hasil-hasil layanan yang dapat menambah nilai bagi pelanggan,
sedangkan kualitas adalah derajat suatu layanan yang dapat memuaskan
pelanggan karena dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan.
- People adalah pelanggan dan karyawan yang
terlibat dalam kegiatan memproduksi produk dan layanan (service production).
- Physical evidence adalah perangkat-perangkat yang
diperlukan dalam menyajikan secara nyata kualitas produk dan layanan.
DAFTAR PUSTAKA
Agung,
I Gusti Ngurah.1992. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
Harmaizar.2006.Menggali
Potensi Wirausaha. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Umar,
Husen. 2000. Risel Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
http://lalanurmala-lalanurmala.blogspot.com/2013/04/fungsi-fungsi-dalam-perusahaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar