Kamis, 22 September 2016

KASUS BALANCED SCORECARD Instalasi Gawat Darurat di RSD ABC

Soal BSC

KASUS BALANCED SCORECARD
Instalasi Gawat Darurat di RSD ABC

A. Indikator SDM/Pertumbuhan dan Pembelajaran
Kondisi di IGD menunjukkan bahwa komitmen dokter jaga terhadap rumah sakit ternyata rendah sewaktu bertugas jaga di Instalasi Gawat Darurat. Hal ini terungkap dari keluhan perawat bahwa perawat sering kesal terhadap dokter jaga yang sering tidak ada di tempat, terutama waktu sore hari. Dokter jaga pulang praktek sore dengan alasan yang dikemukakan bahwa insentif yang mereka terima tidak cukup untuk menutupi kerugian yang timbul karena tidak praktek sore. Dalam hal ini dokter jaga tidak puas terhadap insentif yang diterima karena dipengaruhi oleh kebutuhan dan nilai seorang dokter di wilayah tersebut. Dokter konsulen tidak komitmen terhadap waktu konsul, hal ini terungkap dari keluhan dokter jaga bahwa dokter konsulen tidak melayani permintaan konsul diluar jam dinas. Hal ini diasumsikan dengan rendahnya kompensasi keuangan yang mereka terima. Perawat tidak komitmen terhadap prosedur tetap pelayanan pasien. Keadaan ini terungkap dari keluhan dokter jaga bahwa perawat sering melakukan tindakan terhadap pasien yang tidak sesuai dengan protap. Tidak komitmennya perawat terhadap prosedur tetap pelayanan pasien, terjadi karena perawat tidak puas terhadap dokter jaga, petugas laboratorium dan radiologi, sehingga mereka bersikap acuh terhadap protap yang ada. Sikap perawat tersebut yang tidak mematuhi prosedur tetap, diasumsikan terjadi akibat ketidakpuasan mereka terhadap kondisi kerja dan mitra kerja yang tidak komitmen dengan waktu jaga. Keterampilan dokter jaga dan perawat yang masih kurang, hal ini dapat diungkap dari keluhan mereka bahwa pengetahuan dan keterampilan mereka dalam hal kegawatdaruratan masih kurang. Data ketenagaan di Instalasi Gawat Darurat menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia belum efektif, sedangkan semua dokter jaga dan perawat berharap diberi kesempatan dan biaya untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan.

B. Indikator Proses Pelayanan Pasien
Proses pelayanan pasien di Instalasi Gawat Darurat belum baik. Predikat ini dapat dilihat pada: waktu tunggu di triase, angka kematian dan rujukan kasus triase resusitasi dan prosedur tetap penerimaan pasien baru gawat darurat yang belum sesuai standar. Untuk waktu tunggu di triase, sebanyak 24 kasus (5,1%) yang terlambat kontak pertama oleh perawat dan 117 kasus (31,8%) oleh dokter jaga. Keadaan ini tidak memenuhi standar seperti yang dipergunakan oleh The Australian Council on Healthcare Standards (1998) bahwa di Instalasi Gawat Darurat tidak boleh ada pasien yang terlambat kontak pertama oleh dokter dan perawat sesuai dengan kriteria triase. Untuk prosedur tetap alur penerimaan pasien baru yang masuk ke rumah sakit belum sesuai dengan standar. Belum semua pasien baru gawat darurat mendapat tindakan di Instalasi Gawat Darurat. Sebanyak 139 kasus anak dan kebidanan yang langsung masuk ke ruangan anak dan kebidanan. Standar Departemen Kesehatan RI (1997) yaitu kegiatan pelayanan gawat darurat dibedakan menjadi kasus bedah, kasus non bedah dan kebidanan, ini berarti kasus kebidanan seharusnya juga mendapat pelayanan dan tindakan di Instalasi Gawat Darurat.

C. Indikator Kepuasan pasien
Hasil kuesioner terhadap 232 responden pasien/keluarga dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Persentase Kepuasan Pasien
Dari tabel 1, dapat dilihat bahwa kepuasan pasien terhadap layanan Instalasi Gawat Darurat belum maksimal. Masih banyak pasien yang tidak puas terhadap layanan Instalasi Gawat Darurat. Ketidakpuasan pasien terutama terhadap waktu tunggu rujukan (50,7%), dan waktu tunggu rawat (27%). Hal ini terjadi di Instalasi Gawat Darurat karena persiapan rujukan ke rumah sakit lain yang terlalu lama, sopir ambulance yang sering tidak ada di tempat, prosedur rujukan yang berbelit-belit, waktu observasi di Instalasi Gawat Darurat yang lama dan kelambanan pemberian informasi tentang kamar kosong di rawat inap.

D. Indikator Kinerja Keuangan
Hasil penelitian terhadap kinerja keuangan Instalasi Gawat Darurat dapat dilihat pada Tabel 2. Kinerja keuangan ini dilakukan dalam hubungannya dengan kemampuan IGD memberikan dukungan terhadap pengembangan sumber daya manusia. Indikator mengenai subsidi untuk bagian IGD tidak dilakukan karena keterbatasan informasi keuangan.
Dari Tabel 2, dapat diungkap bahwa: indikator kinerja keuangan belum baik karena belum memenuhi harapan karyawan serta tidak mencukupi untuk memberi pelatihan dan tambahan gizi. Hasil penelitian di RSU ABC ini menyimpulkan belum adanya keseimbangan dalam mengelola IGD. Misi IGD di sebuah rumahsakit adalah memberikan pelayanan gawat darurat kepada semua orang yang memerlukan. Misi ini membutuhkan fasilitas, ketrampilan, waktu dan komitmen yang tinggi. Akan tetapi perspektif keuangan menunjukkan adanya kekurangan untuk mendukung pencapaian misi mulia ini. Keadaan ini memang mencerminkan keadaan yang sering terjadi di lembaga pemerintah yang terlalu berat beban misinya namun tidak mempunyai dukungan keuangan dan sumberdaya manusia yang cukup. Hal ini tidak hanya terjadi di rumahsakit pemerintah, juga terjadi di pusat kesehatan masyarakat, sekolah-sekolah dasar, sampai ke perpustakaan pemerintah. Penelitian ini menunjukkan pula bahwa setiap instalasi mempunyai berbagai indikator khusus. Dengan demikian indikator Instalasi Gawat Darurat akan berbeda dengan Instalasi Rawat Inap, atau Laboratorium.

Tabel 2. Kesenjangan antara Subsidi RS dan Harapan Provider
 



































Diminta : Analisis dan susun strategy map untuk RSD ABC!



Jawaban :
Analisa dengan pendekatan Balanced Scorecard

A. Analisa Perspektif SDM / Pertumbuhan & Pembelajaran

Tabel Kepuasan Kinerja Pegawai
No
A. Kepuasan Terhadap Gaji
Penjelasan


Dokter Konsulen
Dokter Jaga
Perawat


Faktor yang mempengaruhi
Puas
Kurang
Puas
Kurang
Puas
Kurang

1
Gaji lebih tinggi



Gaji kurang Tinggi
2
Gaji sesuai dengan tanggung jawab




3
Gaji sesuai dengan beban kerja




4
Tunjangan cukup



Insentif Kurang

B. Kepuasan Komitmen Waktu

5
Komitmen waktu dokter konsulen





6
Komitmen waktu dokter jaga





7
Komitmen waktu perawat




Sering pergi pada saat jaga

C. Kepuasan Terhadap Atasan & Rekan Kerja

8
Terhadap Dokter Konsulen




Kurang Komitmen
9
Terhadap Dokter Jaga




Kurang Komitmen
10
Terhadap Perawat




Tidak sesuai Protap

C. Kepuasan Terhadap Promosi & Pelatihan Kerja

11
Promosi Kerja




12
Pelatihan Kerja





Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kesejahteraan pegawai IGD RSU ABC harus banyak ditingkatkan karena variabel-variabel ini sangat berpengaruh pada komitmen serta kinerja para pegawai. Dimulai dari gaji pegawai, komitmen serta tingkat kepercayaan terhadap atasan atau sesama pegawai sangat rendah.

Berikut ini konsep untuk meningkatkan SDM RSU ABC :
 




















B. Analisis Perspektif Pelanggan / Pasien

Tabel Kepuasan Pelanggan

Dari tabel 1, dapat dilihat bahwa kepuasan pasien terhadap layanan Instalasi Gawat Darurat belum maksimal. Masih banyak pasien yang tidak puas terhadap layanan Instalasi Gawat Darurat. Ketidakpuasan pasien terutama terhadap waktu tunggu rujukan (50,7%), dan waktu tunggu rawat (27%). Hal ini terjadi di Instalasi Gawat Darurat karena persiapan rujukan ke rumah sakit lain yang terlalu lama, sopir ambulance yang sering tidak ada di tempat, prosedur rujukan yang berbelit-belit, waktu observasi di Instalasi Gawat Darurat yang lama dan kelambanan pemberian informasi tentang kamar kosong di rawat inap.
Dimana
IK Maks                :  Index Kepuasan Pasien (Min)
IK Min                   :  Index Kepuasan Pasien (Min)
PP                           :  Item Pertanyaan
R                             :  Jumlah Responden
ExMaks                 :  Skor Max yang Diberikan
ExMin                    :  Skor Min yang diberikan
Interval                  :  Nilai Interval
 
IK Maks     =          PP x R x EXMaks
=          30 x 232 x  5
                        =          34800
    IK Min        =          PPx R x EXMin
                        =          30 x 232 x 1
                        =          6960
    Interval        =          (IK Maks – IK Min) : 5
                        =          (348006960) : 5
                        =          5568       
Sangat Tidak Puas      6960 - 12528
Tidak Puas                12529 - 18097
Cukup Puas               18098 - 23666
Puas                          23667 - 29235
Sangat Puas              29236 - 34800


 
 






                                                                                           
Dari perhitungan index kepuasan diatas diperoleh nilai index =  15094,85. Maka tingkat kepuasan pelanggan masuk dalam interval ke II, yaitu “Tidak Puas” dengan pelayanan yang telah diberikan oleh Instansi Gawat Darurat RSU ABC.


C. Analisis Perspektif Keuangan

Tabel Kesenjangan Keuangan Per-Bulan
No
Jenis Anggaran
Subsidi
Realisasi
Kesenjangan
1
Kebutuhan Insentif (per-bulan)
Rp   3.093.949
Rp      4.750.001
Rp (1.656.052)
2
Kebutuhan Operasional (per-tahun)
Rp        78.350
Rp         525.000
Rp     (346.650)
3
Kesejahteraan (per-bulan)
Rp        90.000
Rp      3.240.000
Rp (3.150.000)
TOTAL KESENJANGAN/BULAN
Rp   3.362.299
Rp      8.515.001
Rp (5.152.702)

Hasil penelitian terhadap kinerja keuangan Instalasi Gawat Darurat dapat dilihat pada Tabel diatas. Kinerja keuangan ini dilakukan dalam hubungannya dengan kemampuan IGD memberikan dukungan terhadap pengembangan sumber daya manusia. Indikator mengenai subsidi untuk bagian IGD tidak dilakukan karena keterbatasan informasi keuangan.
Dari Tabel diatas, dapat diungkap bahwa: indikator kinerja keuangan belum baik karena belum memenuhi harapan karyawan serta tidak mencukupi untuk memberi pelatihan dan tambahan gizi. Hasil penelitian di RSU ABC ini menyimpulkan belum adanya keseimbangan dalam mengelola IGD. Misi IGD di sebuah rumah sakit adalah memberikan pelayanan gawat darurat kepada semua orang yang memerlukan. Misi ini membutuhkan fasilitas, ketrampilan, waktu dan komitmen yang tinggi. Akan tetapi perspektif keuangan menunjukkan adanya kekurangan untuk mendukung pencapaian misi mulia ini. Keadaan ini memang mencerminkan keadaan yang sering terjadi di lembaga pemerintah yang terlalu berat beban misinya namun tidak mempunyai dukungan keuangan dan sumberdaya manusia yang cukup.


D. Analisa Perspektif Bisnis Internal

            Dari penelitian indikator bisnis internal, dapat dianalisa bahwa penanganan yang dilakukan oleh RSU ABC masih belum memenuhi standart yang telah ditetapkan dalam pengelolaan rumah sakit yang selama ini telah ditetapkan oleh pemerintah indonesia maupun standart yang dibuat oleh internasional , hal ini dapat diindikasikan karena tingkat keterlambatan dalam penanganan pertama yang harusnya dilakukan oleh pegawai RSU ABC terutama perawat dan dokter jaga, telah menimbulkan waktu tunggu di triase menjadi terkesan lamban, hal ini berhubungan dengan alur penerimaan pasien yang belum tertata dengan baik

Berikut ini konsep model bisnis yang harus diterapkan oleh Instansi IGD Rumah Sakit Umum ABC :
Description: Perspektif Proses Bisnis Internal – Proses Inovasi



VISI dan MISI Instansi Gawat Darurat RSU ABC

Visi dan misi dari Instansi Gawat Darurat RSU ABC, yaitu :

Visi
Menjadi pelayanan gawat darurat yang dikenal dengan tulus ikhlas, cepat dan profesional

Misi
 Memberikan pelayanan gawat darurat bagi masyarakat dengan penuh hormat dan ramah tanpa membedakan agama, ras, golongan, status sosial dan ekonomi
 Memberikan pelayanan gawat darurat dengan cepat, tepat dan profesional
 Menciptakan suasana kerja yang baik dan bersemangat melayani di lingkungan UGD















 






























Strategy MAP untuk Instansi Gawat Darurat RSU ABCDescription: RSU



























Soal ABC
Diketahui :
Data yang dimiliki PT. Varia selama tahun 2009 sebagai berikut:
Keterangan
Kertas Pembungkus
Putih
Biru
Total
Produksi per tahun
20.000
100.000
120.000
Biaya utama
 Rp  100.000
 Rp  500.000
 Rp  600.000
Jam kerja langsung
20.000
100.000
120.000
Jam mesin
10.000
50.000
60.000
Produksi berjalan
20
30
50
Jam inspeksi
800
1.200
2.000
Keterangan
Data Departemen
Dep. 1
Dep. 2
Total
Jam kerja langsung:
Pembungkus putih
4.000
16.000
20.000
Pembungkus biru
76.000
24.000
100.000
Total
80.000
40.000
120.000
Jam mesin:
Pembungkus putih
4.000
6.000
10.000
Pembungkus biru
16.000
34.000
50.000
Total
20.000
40.000
60.000
Biaya overhead:
Biaya penyetelan
 Rp    88.000
 Rp    88.000
 Rp  176.000
Biaya inspeksi
 Rp    74.000
 Rp    74.000
 Rp  148.000
Biaya listrik
 Rp    28.000
 Rp  140.000
 Rp  168.000
Kesejahteraan
 Rp  104.000
 Rp    52.000
 Rp  156.000
Jumlah
 Rp  294.000,00
 Rp  354.000,00
 Rp  648.000,00

Diminta :
Berdasarkan data diatas tentukan harga pokok produk kertas pembungkus tersebut menggunakan pendekatan activity based costing (ABC)!

Jawaban :
Prosedur tahap pertama : Activity based costing
Kelompok 1
·         Biaya Penyetelan
·         Biaya Inspeksi

176.000
148.000
Biaya total kelompok 1
324.000
Produksi berjalan ( production run)
50
Tariff kelompok 1 ( biaya per produksi berjalan
Rp 6.480
Kelompok 2
·         Biaya Listrik
·         Kesejahteraan karyawan

168.000
156.000
Biaya total kelompok 2
324.000
Jam mesin
60.000
Tariff kelompok 2 ( biaya per jam mesin)
Rp 5,4

Overhead yang dibebankan = tariff kelompok x unit-unit cost driver yang digunakan

 
 





Biaya per unit : Activity based costing

Kertas Pembungkus Putih

Total Biaya
Kuantitas
Biaya Per Unit
Biaya Utama
100.000
20.000
Rp. 5
Overhead
Kelompok 1 = Rp 6.480 x 20 PB
Kelompok 2 = Rp 5,4 x 10.000 JM

129.600
54.000

20.000
20.000

Rp.  6,48
Rp.  2,70
Jumlah overhead
183.600
20.000
Rp.  9,18
Jumlah biaya
283.600
20.000
Rp. 14,18

Kertas Pembungkus Biru

Total biaya
Kuantitas
Biaya Per unit
Biaya utama
Rp 500.000
100.000
Rp 5
Overhead :
Kelompok 1 = Rp 6.480 x 30 PB
Kelompok 2 = Rp 5,4 x 50.000 JM

194.400
270.000

100.000
100.000

1,94
2,70
Jumlah overhead
464.400
100.000
Rp 4.64
Jumlah biaya
Rp 964.400
100.000
Rp 9.64

Jadi, dengan menggunakan pendekatan activity based costing (ABC), harga pokok produk untuk kertas pembungkus putih dan kertas pembungkus biru  yaitu :
Kertas pembungkus putih =  Rp. 14,18

Kertas pembungkus biru = Rp. 9,64

Tidak ada komentar:

Posting Komentar